Universitas Airlangga Official Website

Dosen FTMM Lakukan Penelitian, Ubah Limbah Plastik Jadi Solusi Hijau

Gunawan Setia Prihandana Ph D Mengunjungi Universiti Malaya Untuk Mengembangkan Penelitian (Foto: Dokumentasi Pribadi)
Gunawan Setia Prihandana Ph D Mengunjungi Universiti Malaya Untuk Mengembangkan Penelitian (Foto: Dokumentasi Pribadi)

UNAIR NEWS – Styrofoam merupakan salah satu sampah plastik berbahaya yang sulit untuk didaur ulang. Styrofoam membutuhkan waktu 1 juta tahun untuk terurai di tanah. Meski demikian, dalam waktu selama itu pun, sampah tidak sepenuhnya hancur, melainkan berubah menjadi mikroplastik yang dapat mencemari lingkungan. 

Berlandaskan kondisi tersebut, Gunawan Setia Prihandana PhD, dosen Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin (FTMM) Universitas Airlangga (UNAIR), berhasil melakukan sebuah penelitian. Penelitian yang didukung oleh World University Association for Community Development (WUACD) Airlangga Grant and Matching-Fund (AGMF) 2023 ini bertajuk Green Economy via Waste Valorisation: Implementing Microalgae-based Water Treatment and Biocompost Production for Palm Oil Industry

Dengan menggandeng Universiti Malaya Malaysia, penelitian ini bertujuan untuk mengurangi jumlah penumpukan timbunan sampah dan meningkatkan pemanfaatan limbah. Sejak dimulai, penelitian ini telah menunjukkan hasil yang menjanjikan di laboratorium. 

“Hasil pengujian laboratorium sesuai dengan harapan. Dari inilah kami berencana untuk memperluas skala penelitian ini dengan melibatkan komunitas petani dalam pembuatan membran,” jelas Gunawan. 

Gunawan menjelaskan bahwa penelitian ini berfokus pada pemanfaatan mengolah limbah menjadi produk bernilai guna. Salah satunya dengan micromembrane, sebuah membran filter berbahan dasar styrofoam. Membran ini ia rancang untuk menyaring mikroalga dalam air, sehingga mampu meningkatkan kualitas air. 

“Kami berupaya mengubah tantangan limbah menjadi solusi yang mendukung ekonomi hijau,” ujar Gunawan.  

Dari hasil pengujian membran, hasilnya adalah membran filter mampu menyaring 99 persen mikroalga dari air. Hasil tersebut terindikasi melalui hasil mikroalga yang tidak melalui membran dan tetap berada dalam membran. 

Dalam upaya pengembangan lebih lanjut, penelitian ini mengkaji potensi penggunaan membran tersebut pada skala yang lebih besar. Dengan pengujian pada air limbah industri kelapa sawit, dapat diketahui kemampuan membran untuk zat dalam limbah. Dengan demikian, produk micromembrane dapat mengurangi limbah styrofoam sekaligus memberikan solusi bagi industri dalam mengelola limbah cair.

Meskipun penelitian ini berjalan baik, Gunawan mengakui adanya tantangan dalam optimalisasi parameter proses pembuatan produk. “Kami terus berupaya untuk mengatasi tantangan ini dan berharap dapat menghasilkan solusi yang optimal,” ujarnya. 

Harapannya kerja sama ini dapat memberikan kontribusi nyata dalam mengatasi permasalahan limbah dan membantu dalam meningkatkan kualitas air bersih. 

Penulis: Venni Tanujaya 

Editor: Yulia Rohmawati