Universitas Airlangga Official Website

Dosen Ilmu Sejarah UNAIR Jelaskan Urgensi Pergerakan Dokter di Indonesia

Dosen Departemen Ilmu Sejarah UNAIR hadiri diskusi daring bertajuk Sejarah Pergerakan Dokter di Indonesia.

UNAIR NEWS – Dosen Departemen Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga (UNAIR) Dr Sarkawi B Husain SS MHum menjadi narasumber dalam diskusi daring bertajuk Sejarah Pergerakan Dokter di Indonesia. Diskusi yang digagas oleh Development Study Club itu berlangsung pada Selasa (10/6/2022).

Diskusi yang berlangsung secara daring tersebut juga menghadirkan Hans Pols, profesor dari University of Sydney sekaligus penulis buku Merawat Bangsa: Sejarah Pergerakan Para Dokter Indonesia yang diterbitkan oleh Kompas pada tahun 2018. Baik Sarkawi maupun Hans, keduanya membahas ihwal pergerakan dokter di Indonesia yang ada di buku tersebut.

Menurut Sarkawi, buku garapan Prof Hans tersebut mampu menjelaskan posisi unik dokter pada saat itu yang dapat mendiagnosis patologi kolonialisme.

“Mereka mampu mengidentifikasi sifat dan tekanan yang melekat dalam proses revolusi sosial dan juga dokter juga mampu memberi resep intervensi terabiotik terhadap aturan sosial yang tidak beres,” jelasnya.

Kemudian, ia memaparkan bahwa ilmu kedokteran justru melahirkan paham baru di kalangan Bumiputera. Hal tersebut ditandai dengan terbukanya pikiran masyarakat Bumiputera yang mulai membuka wawasan luas, wacana, serta kesadaran akan bangsa penjajah dan non-penjajah.

“Profesor Hans tidak hanya menyajikan data mengenai peran penting para dokter Indonesia, tetapi juga mematahkan sebuah fakta bahwa dokter pada era kolonial menjadi alat kolonialisme,” ujar Sarkawi.

“Sebaliknya, ilmu kedokteran justru mengilhami para dokter Indonesia untuk melakukan kritik kepada pemerintah kolonial karena tingginya prevalensi penyakit penduduk asli dan standar perawatan kolonial yang tidak memadai,” sambungnya.

Lebih lanjut, ia memaparkan bagaimana peranan dokter pada abad ke-20 dalam menangani wabah kolera, malaria, dan wabah lainnya yang melanda kota-kota di Indonesia. Akibatnya terjadi penurunan jumlah penduduk karena penyakit tersebut berhasil menelan banyak korban. 

Pada akhir, dosen Ilmu Sejarah itu memberikan amanat bahwa kegiatan ini menjadi momen yang tepat bagi kita semua untuk mengenang bagaimana perjuangan para dokter dalam merawat bangsa pada saat kolonialisme masih mengungkung negeri ini. (*)

Penulis: Rafli Noer Khairam

Editor: Binti Q. Masruroh