UNAIR NEWS – Banyak cara yang dilakukan untuk melancarkan aksi pengabdian masyarakat (pengmas). Teknologi yang semakin canggih menjadikan metode pengmas terdiri dari berbagai macam. Jika biasanya pengmas dilakukan secara luring, kali ini Dosen Kebidanan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (UNAIR) melaksanakannya secara hybrid.
Lancarkan Pengmas Hybrid
Dr Lestari Sudaryanti dr MKes, tokoh utama pengmas ini, mengatakan bahwa ia memanfaatkan platform YouTube untuk melancarkan aksi pengabdiannya. “Secara luring tetap kita berikan edukasi kepada remaja-remaja Sekolah Menengah Atas (SMA), tapi kami juga menyediakan edukasi berupa podcast pada laman YouTube,” terangnya.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini berlangsung pada Rabu (21/8/2024) di SMAN 1 Manyar, Gresik. Dr Lestari juga memanfaatkan laman YouTube milik Smanemagresik Official TV. “Kalau pengabdian seperti biasanya hanya terasa saat kegiatan berlangsung, tapi dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi saat ini edukasi yang tersampaikan bisa diulang kembali melalui YouTube,” terang Kaprodi S1 Kebidanan FK UNAIR tersebut.
Ajak Remaja Cegah Anemia
Dr Lestari dalam ulasannya mengatakan bahwa remaja sangat rentan mengalami anemia. Kondisi ini karena remaja banyak kehilangan darah saat menstruasi. Kebutuhan asupan zat besi dan protein pada remaja juga semakin meningkat karena fase pertumbuhan yang sangat cepat.
“Gejala anemia itu tergantung penyebabnya, tapi gejalanya bisa lemas, cepat lelah, pusing, sakit kepala, mudah mengantuk, kulit terlihat pucat, hingga detak jantung tidak teratur,” ungkapnya.
Kondisi anemia pada remaja akan mengakibatkan mereka kekurangan produktivitas. Remaja dengan riwayat anemia bisa menyebabkan anemia kembali saat mereka memasuki masa kehamilan. Mencegah anemia sejak remaja ternyata dapat menjadi upaya untuk mencegah stunting pada anak.
“Anemia saat kehamilan bisa berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan, serta menimbulkan komplikasi kehamilan dan persalinan. Anemia pada kehamilan berisiko tinggi meningkatkan potensi kematian ibu dan anak,” jelas Dr Lestari.
Upaya Cegah Anemia
Oleh karena itu, Dr Lestari mengajak remaja untuk mencegah anemia sejak dini. Beberapa upaya mencegah anemia seperti meningkatkan makanan yang kaya zat besi, protein, dan vitamin. “Misalnya makan hati, daging sapi, unggas, ikan, telur, sayuran berwarna hijau tua, kacang-kacangan, dan buah kaya vitamin C,” katanya.
Upaya lainnya adalah rutin mengkonsumsi suplemen zat besi tambahan. Dr Lestari menyarankan untuk mengkonsumsi suplemen zat besi satu tablet dalam satu minggu. Sementara saat dalam keadaan menstruasi Dr Lestari menyarankan remaja untuk mengkonsumsi suplemen zat besi setiap hari.
Beda halnya dengan remaja yang menderita anemia, Dr Lestari menganjurkan untuk mengkonsumsi suplemen zat besi setiap hari, hingga remaja bebas anemia. Kondisi ini biasanya berjalan selama kurang lebih tiga bulan.
“Minum suplemen sebaiknya setelah makan malam atau menjelang tidur. Minumnya pakai air putih, jangan pakai teh, susu, atau kopi. Setelah minum suplemen makanlah buah yang mengandung vitamin C untuk meningkatkan penyerapan zat besi. Jangan lupa kemasan suplemen zat besi harus tertutup rapat, jangan diminum jika berubah warna,” pesan Dr Lestari.
Penulis: Icha Nur Imami Puspita
Editor: Yulia Rohmawati