Universitas Airlangga Official Website

Tutupi Risiko Kerugian, Dosen UNAIR Bagikan Tips Menentukan Harga

Dosen Program D-3 Akuntansi UNAIR Prinintha Nanda Soemarsono SA MA (Kiri) dan Moderator (Kanan) dalam Podcast Departemen Bisnis Vokasi Unair bertajuk Menyikapi Perbedaan Harga dan Diskon Selama Ramadhan dalam Akuntansi Bisnis pada Selasa (11 April 2023). (Foto: SS Streaming Youtube)

UNAIR NEWS – Fakultas Vokasi Universitas Airlangga (UNAIR) menggelar Podcast Departemen Bisnis Vokasi UNAIR bertajuk Menyikapi Perbedaan Harga dan Diskon Selama Ramadhan dalam Akuntansi Bisnis pada Selasa (11/4/2023). Podcast yang mengulas tips menentukan harga tersebut, hadir secara langsung dalam kanal Youtube resmi Fakultas Vokasi UNAIR, yakni VOKASIUNAIR TV.

Prinintha Nanda Soemarsono SA MA, dosen Program D3 Akuntansi UNAIR sekaligus pembicara dalam acara tersebut menyampaikan bahwa jenis usaha terbagi menjadi tiga, yakni manufaktur, dagang, dan jasa. Setiap usaha memiliki strategi untuk menentukan harga produknya. 

Tips Menentukan Harga

Pertama, manufaktur. Karena perusahaan manufaktur memerlukan biaya produksi, Nanda mengungkapkan bahwa tahap awal harus menentukan komponen dari biaya produksi. “Di sini secara umum komponen dari biaya produksi ini ada tiga. Ada biaya bahan baku, ada biaya tenaga kerja langsung, dan ada biaya overhead pabrik,” sebutnya.

Biaya bahan baku, lanjutnya, adalah bahan utama produksi, sedangkan biaya tenaga kerja adalah biaya untuk menggaji karyawan. “Sementara itu, biaya overhead pabrik adalah biaya lain yang tidak bisa masuk dalam dua kategori lainnya,” paparnya.

Tahap kedua, lanjut Nanda, menghitung biaya produksi. Ia mencontohkan salah satu manufaktur penjualan yang banyak di bulan ramadhan, yakni ayam geprek. 

“Misalnya sekali masak ayam geprek itu bisa 40 porsi. Kemudian, total biaya produksi yang dikeluarkan itu Rp 200.000,-. Berarti kita bisa menghitung biaya produksi per unitnya dengan cara membagi total biaya produksi dengan unit yang diproduksi. Jadi Rp 200.000,- tadi dibagi dengan 40 porsi berarti satu porsinya itu biaya produksinya adalah Rp 5000,-.”

Tahapan yang ketiga, jelasnya, adalah menentukan margin laba dengan mempertimbanagkan biaya operasional dan resiko penjualan. Ia juga menegaskan bahwa jangan sampai keuntungan tidak sebanding dengan pengeluarannya. 

“Biasanya yang resikonya tinggi itu makanan. Makanan kalau misalnya tidak habis terjual itu ‘kan harus dibuang, nggak boleh dijual di kemudian hari (karena, red) basi,” jelasnya.

Setelah itu, sambungnya, dapat menentukan harga jual produk. Penghitungannya adalah dengan menjumlah biaya produksi dengan margin laba. Berbeda dengan perusahaan manufaktur, lanjutnya, perhitungan harga jual produk perusahaan dagang dan jasa tidak memerlukan biaya produksi. Perusahaan dagang dan jasa tidak memiliki bahan yang olahannya menjadi barang baru.  

“Kalau perusahaan dagang ini tidak ada proses pengolahan bahan baku. Jadi dia hanya membeli barang jadi, kemudian transfer ke konsumen akhir atau mungkin ke penjual lainnya,” ujarnya. 

Sikap Hati-Hati

Di penghujung acara, Nanda juga berpesan pada konsumen untuk lebih berhati-hati dalam menyikapi diskon terlebih selama ramadhan. Bukan tidak mungkin bahwa diskon tersebut hanya permainan perusahaan dan sebenarnya harga aslinya tidak jauh berbeda meskipun persentase diskonnya besar. 

“Harapannya di tengah gempuran diskon besar-besaran itu kita bisa bijak ya dengan cara yang pertama kita harus menentukan prioritas, mengeluarkan THR kita sesuai dengan kebutuhan kita,” pungkasnya.

Penulis : Muhammad Badrul Anwar

Editor : Nuri Hermawan