Universitas Airlangga Official Website

Dosen UNAIR dan ITS Kembangkan Aplikasi Peningkatan Kepatuhan Pilar Diabetes

FGD pengembangan DM Assistant. (Foto: SS Zoom)

UNAIR NEWS – Dosen Universitas Airlangga (Unair) dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembangkan aplikasi peningkatan pilar diabetes dalam upaya menekan risiko lanjut diabetes. Beranggotakan Bagus Jati Santoso, S.Kom, Ph.D. dosen Teknologi Elektro dan Informatika Cerdas (F-Electics) / Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Arina Qona’ah, S.Kep.,Ns.M.Kep dan Endyka Erye Frety, M.Keb dosen Universitas Airlangga.

“Diabetes itu kan bagian dari penyakit kronis yang disebabkan oleh gangguan metabolik dengan kadar glukosa darah tinggi sehingga perlu pemantauan insulin secara berkala. Nah yang disayangkan dengan adanya pandemi ini banyak pasien diabetes yang berhenti melakukan kontrol sehingga kami menginisiasi pemantauan diabetes melalui aplikasi ini,” ujar Arina Qonaah S Kep Ns M Kep, ketua peneliti

Aplikasi yang dikembangkan itu diberi nama DM Assistant. Aplikasi ini merupakan aplikasi berbasis mobile yang berjalan di atas platform sistem operasi Android, sebagai sistem operasi perangkat mobile yang paling banyak digunakan di Indonesia.

“Untuk pengguna dari aplikasi ini adalah pasien atau pendamping pasien yang mana dalam aplikasi itu akan memuat panduan ketatalaksanaan, informasi, dan melakukan pelaporan pelaksanaan,” jelas Bagus Jati Santoso.

Fitur yang dikembangkan dalam aplikasi DM Assistant diantaranya adalah informasi umum tentang penyakit Diabetes Melitus serta tata laksananya, profil pengguna atau pasien, reminder bagi pasien atau pendamping pasien untuk melakukan aktivitas olahraga, tatalaksana, dan lain-lain secara rutin dan real time, pemantauan dan pencatatan pelaksanaan tata laksana per harinya, pencatatan kejadian khusus atau penting dari pasien, serta laporan keseluruhan pelaksanaan tata laksana dan disajikan ke tenaga medis.

“Pasien atau pendampingnya akan lebih dulu mendapatkan pelatihan penggunaan aplikasi. Nantinya kita akan melakukan pelatihan ke seluruh tenaga kesehatan juga sehingga mereka bisa membantu penggunaan aplikasi yang belum dipahami oleh pasien atau pendampingnya,” ujar Bagus Jati Santoso

Focus Group Discussion Pengembangan Aplikasi

Sebelum aplikasi ini disebarluaskan penggunaannya, tim peneliti melakukan focus group discussion yang diselenggarakan 28 Agustus 2022 via zoom meeting.

“Melalui FGD ini, kami menampung semua masukan yang dapat menunjang kualitas aplikasi ini kedepannya. Jadi di sini kami mengundang seluruh tenaga kesehatan baik dokter dan juga perawat ,” kata Arina

Arina juga menuturkan beberapa masukan yang menjadi pertimbangan adalah penggunaan bahasa awam dan mengurangi bahasa medis, penambahan item diet pasien diabetes termasuk dalam hal ini adalah makanan yang dianjurkan dan dihindari.

“Untuk obat sendiri kita mendapatkan masukan untuk memberikan reminder untuk konsumsinya sesuai jenisnya, oral dan insulin. Untuk oralnya kita memberikan pilihan oral untuk pemberian satu, dua, tiga kali pemberian tergantung kebutuhan pasien. Selain itu kita juga memberikan kontraindikasi, indikasi, efek samping  pun penanganannya,” jelas Endika

Penulis: Rosita

Editor: Nuri Hermawan