Universitas Airlangga Official Website

Dosen UNAIR Latih Pengrajin Gerabah Go Internasional

Pemaparan Narasumber pada acara Pengabdian Masyarakat di Desa Mlaten Mojokerto Jawa Timur (sumber: dok istimewa)

UNAIRNEWS – Pengabdian masyarakat atau pengmas menjadi satu dari tiga pilar tri dharma perguruan tinggi yang harus seorang sivitas akademika lakukan. Lewat pengmas, terjadi transfer pengetahuan kepada masyarakat sebagai upaya peningkatan kesejahteraan secara komprehensif. Hal ini pula yang baru-baru ini tim Program Studi Ekonomi Islam (Ekis) FEB Universitas Airlangga lakukan. Melalui tim yang terdiri dari dosen dan mahasiswa Ekis UNAIR, pengabdian masyarakat ini berlangsung sejak bulan Agustus lalu dengan tema program Pendampingan Ekspor Pengrajin Gerabah Tradisional Desa Mlaten, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. 

Kegiatan ini berfokus melakukan pendampingan ekspor pengrajin gerabah tradisional yang berlokasi di Desa Mlaten Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto Jawa Timur. Lebih dari 27 pelaku pengrajin gerabah tradisional turut ikut serta di kegiatan yang berlangsung pada Sabtu (07/09/2024). 

Pelatihan ini bertujuan untuk merangsang para pelaku pengrajin gerabah agar dapat memasarkan produknya menuju go internasional. salah satunya adalah dengan memanfaatkan media digital. 

Dalam sambutannya, Dosen Ekis UNAIR sekaligus Ketua Pengmas Dr Imron Mawardi SP M Si menyampaikan bahwa tim pengmas siap mendampingi secara langsung pengrajin gerabah lokal, agar UMKM Desa Mlaten dapat eksis di kancah internasional. 

“kami ingin pengrajin di sini bisa bersaing di pasar global. Mereka punya produk berkualitas, tetapi jika tidak dipasarkan dengan cara yang tepat, potensi mereka tidak akan maksimal. Itulah mengapa kegiatan ini menjadi sangat penting,” ujarnya.

Sesi Pelatihan dari Mahasiswa UNAIR Kepada Pelaku Pengrajin Gerabah Lokal di Desa Mlaten (sumber: dok istimewa)

Kegiatan ini juga menghadirkan spesialis marketing dan pengembangan UMKM Erland Maulana untuk membantu pengrajin melakukan branding, metode digital marketing, hingga praktek langsung. Aksinya meliputi pembuatan akun hingga memposting produk gerabah mereka di masing-masing gawai pengrajin.

Berikutnya, materi pelatihan juga mencakup bagaimana mengoptimalkan penggunaan fitur-fitur di Facebook Marketplace untuk meningkatkan interaksi dengan calon pembeli. 

Erland juga mengedukasi cara menulis produk dengan unik dan menarik, serta pentingnya menjaga komunikasi yang baik dengan konsumen. Meskipun terkesan sederhana, namun masyarakat Desa Mlaten masih merasa kesulitan untuk menjual produknya secara online. 

“Kita akan mencoba pelan-pelan mulai dari memposting produk Facebook-nya dulu. Supaya mereka lebih fasih dengan teknologi dan bisa membantu bisnis keluarga berkembang,” imbuhnya.

Pelatihan ini mendapat respons positif dari peserta yang merasa terbantu dengan panduan praktis yang mereka pelajari. Para pengrajin gerabah, yang sebelumnya hanya bergantung pada pasar lokal dan pameran kerajinan, kini mulai melihat potensi lebih besar untuk memperluas pasar mereka ke skala yang lebih luas. 

Penulis: Sintya Alfafa

Editor: Edwin Fatahuddin