Universitas Airlangga Official Website

Dosen UNAIR Ungkapkan dampak Hilirisasi pada Dunia Kerja

Dosen UNAIR Ungkapkan dampak Hilirisasi pada Dunia Kerja. (Foto: kompas)
Dosen UNAIR Ungkapkan dampak Hilirisasi pada Dunia Kerja. (Foto: kompas)

UNAIR NEWS – Dalam era globalisasi yang kian meluas, hilirisasi atau diversifikasi aktivitas ekonomi menjadi tren signifikan yang tidak hanya mengubah struktur ekonomi, tetapi juga memberikan dampak besar pada dunia kerja. Hilirisasi sendiri mencakup perluasan kegiatan ekonomi di sektor hulu atau pengolahan sumber daya alam, dan perubahan itu telah menjadi sorotan penting dalam pembicaraan ekonomi global.

Dosen Program S2 Pengembangan Sumber Daya Manusia Universitas Airlangga (UNAIR) Prof Dr Suryanto M Si menjelaskan bahwa hilirisasi adalah proses mengubah bahan baku mentah menjadi suatu produk sehingga menciptakan nilai tambah. Dengan kata lain, hilirisasi melibatkan pengolahan bahan mentah sebelum diekspor, meningkatkan nilai produk yang tidak hanya dalam bentuk mentah, tetapi juga barang jadi yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat lokal maupun ekspor.

“Hilirisasi bukan hanya menjual bahan mentah, tetapi juga barang jadi yang menjadi kebutuhan masyarakat lokal maupun ekspor setempat. Nilai tambah inilah yang menjadi bagian sangat penting untuk mencapai produktivitas sebuah negara,” ujarnya.

Ia juga menyoroti manfaat hilirisasi dalam menciptakan lapangan kerja baru dan memberikan peluang pengembangan kepada para pekerja senior. Dengan adanya hilirisasi, produksi akan meningkat dan usaha yang menjual barang mentah akan tergeser.

Hilirisasi, menurut Prof. Suryanto, akan berhasil dengan adanya teknologi. Semakin dikuasai teknologi, produktivitas akan meningkat. Karena itu, hilirisasi membutuhkan teknologi dan sumber daya manusia (SDM) yang mapan. Tanpa adanya implementasi hilirisasi, usaha akan sulit untuk mencapai status yang lebih baik.

Dekan Fakultas Psikologi, Prof. Dr. Suryanto, M.Si

Selain teknologi, peran budaya juga diakui sebagai faktor penting dalam hilirisasi. Organisasi atau masyarakat yang tidak memiliki budaya yang mendukung perubahan dan inovasi mungkin akan mengalami hambatan dalam menerapkan hilirisasi.

“Oleh karena itu, perpaduan antara teknologi dan budaya sangat krusial untuk mencapai kesuksesan dalam proses hilirisasi, di mana peningkatan nilai tambah produk dapat terwujud secara optimal,” tambahnya.

Dengan demikian, teknologi dan budaya memiliki peran kunci dalam keberhasilan hilirisasi. Melalui penggabungan teknologi yang terus berkembang dengan budaya yang mendukung inovasi, peningkatan nilai tambah dari suatu produk akan dapat tercapai secara optimal.

Penulis: Rosali Elvira Nurdiansyarani

Editor: Feri Fenoria

Baca juga:

Mengatasi Batasan Usia dalam Pencarian Kerja di Pasar Kerja Modern

Prof. Suryanto: Indonesia masih Tahap Belajar Merdeka