Universitas Airlangga Official Website

DPKKA Gelar Webinar Persiapan Dunia Pascakampus

Pemaparan Materi oleh Hiroko Amanda MPsi Psikolog (Foto: Screenshoot Zoom Meeting)
Pemaparan Materi oleh Hiroko Amanda MPsi Psikolog (Foto: Screenshoot Zoom Meeting)

UNAIR NEWS – Direktorat Pengembangan Karir, Inkubasi Kewirausahaan, dan Alumni (DPKKA) Universitas Airlangga (NAIR) menggelar Airlangga Career dan Internship Club (ACIC) pada Kamis (25/7/2024). Acara itu mengusung tema tentang “Navigating Life After College” atau persiapan dunia pascakampus. Terselenggara secara daring melalui Zoom Meeting, webinar tersebut dihadiri oleh dua narasumber, yaitu Hiromi Jorge MT dan Hiroko Amanda MPsi Psikolog. 

Hiroko mengatakan, berdasarkan data di lapangan, Generasi Z cenderung lebih susah dalam mencari pekerjaan. Apalagi, saat ini 12 persen pengangguran di Indonesia dominan lulusan sarjana dan diploma. “Ketika melihat kondisi negara kita saat ini, bisa dibilang mencari kerja menjadi jauh lebih susah,” terang Hiroko.

Tingkat kesulitan dalam mencari kerja setidaknya bisa disebabkan karena tiga faktor, yaitu disrupsi teknologi, tantangan ekonomi, dan identify skill gaps. Disrupsi teknologi menyebabkan banyak pekerjaan yang biasanya membutuhkan manusia, bisa digantikan dengan mesin, misalkan dalam segi administratif. “Teknologi yang dalam konteks ini adalah artificial intelligence (AI) menyebabkan pengurangan tenaga kerja dan otomatis membuat persaingan semakin ketat, “ tambah Hiroko.

Pemaparan Materi oleh Hiromi Jorge MT (Foto: Screenshoot Zoom Meeting)
Pemaparan Materi oleh Hiromi Jorge MT (Foto: Screenshoot Zoom Meeting)

Faktor kedua adalah tantangan ekonomi. Sejak COVID-19 melanda dunia pada beberapa tahun yang lalu, banyak perusahaan menjadi lebih selektif dalam menyeleksi pekerjanya. “Sejak COVID-19 melanda, perusahaan harus menekan cost demi menjaga keberlanjutannya. Cara paling mudah adalah mengurangi SDM yang kurang produktif,” terangnya.

Faktor terakhir adalah identify skill gaps. Hiroko menceritakan pengalamanya sebagai HRD bahwa perusahaan sangat mementingkan soft skill. Banyak Gen Z saat ini mengeluh memiliki indeks prestasi kumulatif (IPK) tinggi namun tak kunjung mendapat pekerjaan.

“Saat di dunia kerja, kemampuan dalam berkolaborasi, kemampuan memecahkan masalahan, dan kecerdasan emosional sangat diperlukan. IPK memang menjadi syarat administratif, namun jika tidak memiliki soft skill yang memadai, maka tentu akan tereliminasi dalam dunia kerja,” tandasnya.

Hiromi menerangkan, dalam menentukan arah hidup, ia menggunakan sebuah filosofi hidup dari orang Jepang yang disebut Ikigai. Secara harfiah, kata Ikigai berasal dari kata “iki” yang berarti kehidupan dan “gai” yang berarti nilai, sehingga Ikigai berarti sebagai alasan untuk hidup. “Ikigai bisa menjadi salah satu jawaban agar hidup Anda menjadi bermakna dengan memahami konsepnya,” terang Hiromi.

Pada dasarnya, Ikigai merupakan irisan dari empat elemen yaitu passion, mission, vocation, dan profession. Dalam menemukan Ikigai, yang terpenting adalah menyeimbangkan empat elemen tersebut untuk saling mengisi dalam membentuk sebuah tujuan hidup berkelanjutan.

Passion berarti sesuatu yang kita senangi, mission adalah hal-hal yang diperlukan di lingkungan kita, vocation adalah sesuatu yang menghasilkan pendapatan, dan Profession adalah sesuatu yang kita merasa ahli di bidangnya,” pungkas Hiromi.

Penulis: Muhammad Rizal Abdul Aziz

Editor: Yulia Rohmawati