UNAIR NEWS – BEM Universitas Airlangga (UNAIR) Kabinet Asa Progresif menerima kunjungan studi banding dari dua kampus teknik di Jawa Timur, yaitu Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dan Politeknik Negeri Jember (Polije). Kegiatan tersebut dihadiri masing-masing anggota BEM dengan waktu berlangsung selama dua hari, Jumat dan Sabtu (28-29/6/2024).
Pada hari Jumat (28/6/2024), tema acara adalah “Stakeholder Visitation and Partnership”, bersama BEM ITS dengan ruang pelaksanaan di Auditorium Candradimuka, Kampus MERR-C, UNAIR. Kemudian, kegiatan pada Sabtu (29/6/2024) bersama BEM Polije mengusung tema “Pioneers of Progress: Menjalin Relasi Melalui Adaptasi demi Mencapai Aktualisasi” dan berlangsung di Ruang 208 Gedung Kuliah Bersama (GKB), Kampus MERR-C, UNAIR.
Perbedaan Kultur Organisasi
Perbedaan background yang cukup signifikan dari masing-masing kampus ini menjadi salah satu faktor terlaksananya program studi banding. Hal itu dijelaskan oleh Mufida Kutfiyah, selaku Menteri Hubungan Luar BEM UNAIR, yang juga merangkap sebagai PIC kegiatan.
“Karena kedua universitas ini adalah teknik, yang mana budaya organisasi maupun budaya pendidikannya sangat berbanding terbalik dengan UNAIR. Jadi, dari studi banding ini bisa memberikan pengetahuan baru,” jelasnya.
Melalui kegiatan ini, masing-masing juga dapat mengamati serta mengidentifikasi segala perbedaan maupun pola dalam organisasinya. “Jadi, tujuannya adalah untuk memahami dan mengidentifikasi perbedaan kultur organisasi, baik secara struktur, peran, dan tanggung jawab pada staf. Kemudian, dalam hal strategi manajemen yang diterapkan seperti, gaya kepemimpinan; komunikasi internal; dan pengambilan keputusan,” terang Mufida.
Ia juga menyampaikan bahwa dalam studi banding ini, hal yang diperhatikan lainnya adalah terkait inovasi dan adaptasi. “Di sisi lain, hal-hal yang diperhatikan yaitu terkait nilai-nilai, norma, dan etos kerja yang mendasari operasional masing-masing organisasi. Kemudian bagaimana masing-masing organisasi berinovasi dan beradaptasi dengan perubahan teknologi dan kebutuhan pendidikan,” sambungnya.
Harapan BEM UNAIR
Dari setiap kegiatan tentu terdapat suatu harapan yang mendasari untuk terus berkembang dalam setiap prosesnya. Hal yang sama pun dirasakan Atha selaku Presiden BEM UNAIR 2024. “Harapannya dengan studi banding ini, BEM UNAIR dapat belajar dengan BEM universitas lain, sebab efektivitas kami baru berjalan sekitar satu bulan di kabinet ini. Dan semoga setiap kementerian, dengan banyaknya referensi dari BEM universitas lain dapat menjadi acuan untuk mengembangkan prokernya jauh lebih baik dan progresif,” harapnya.
Dalam kegiatan studi banding ini, Ia juga berharap kedepannya tidak ada batasan dalam jalinan kolaborasi di antara keduanya. “Kami juga berharap kolaborasi kemarin tidak terbatas hanya sebatas kunjungan, kedepannya tetap akan berkomunikasi sekiranya ada yang bisa untuk dikolaborasikan kembali,” tutupnya.
Penulis: Annisa Nabila
Editor: Yulia Rohmawati