UNAIR NEWS – Dua mahasiswa UNAIR berhasil menjadi pembicara dalam konferensi Biannual Conference of Language and Literature. Mereka adalah Ialah Wendy Belinda Tiantini dan Nur Rizky Dewi Angelita, mahasiswa Magister Kajian Sastra dan Budaya Fakultas Ilmu Budaya UNAIR.
Acara tersebut berlangsung pada Selasa (1/11/2023) sampai Kamis (3/11/2023) di Gedung BJ Habibie Jakarta Pusat. Terselenggara oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), konferensi itu mengusung tema linguistic, literature, and heritage of religion.
“Sebagai mahasiswa UNAIR, kami bersyukur bisa membawa nama almamater menjadi salah satu pembicara dari 451 abstrak yang masuk ke konferensi ini,” tutur Wendy pada UNAIR NEWS (8/11/2023).
Wisata Sunan Ampel
Wendy mengatakan, judul proposal yang maju pada acara tersebut adalah “Branded Religion: A Study Case of Halal Tourism in Ampel Surabaya”. Mereka mengambil judul tersebut, lanjutnya, karena saat ini Indonesia mulai berfokus pada pengembangan halal tourism.
“Kami menyadari saat ini Indonesia mulai berfokus pada pengembangan halal tourism. Sehingga kami melakukan penelitian tentang wisata religi Ampel yang kemudian bisa kami kembangkan menjadi halal tourism,” terang Wendy.
Lebih lanjut, Wendy menjelaskan, mereka menganalisis beberapa aspek seperti komodifikasi dan komersialisasi yang ada di Ampel. Pendekatan yang digunakan, lanjut Wendy, menggunakan pendekatan kualitatif dan in-depth interview.
“Hasil yang kami temukan menunjukkan bahwa terdapat branding Walisongo, Arab, dan komersialisasi produk pada tempat wisata Ampel. Dari ketiga aspek tersebut, hasil diskusi yang kami dapatkan adalah Ampel bisa dijadikan sebagai halal tourism, tutur Wendy.
Ampel Halal Tourism
Wendy dan Lita berharap, semoga proposal terkait pengembangan Ampel menjadi halal tourism bisa terlaksana. Selain itu, lanjutnya, Wendy juga berharap ada perbaikan fasilitas pada tempat wisata Ampel mengingat permintaan kunjungan yang tinggi pada tempat wisata Ampel.
“Kami berharap, melihat potensi yang ada pada wisata Ampel, hal tersebut bisa dikembangkan menjadi halal tourism. Oleh karena itu, perlunya perbaikan pada fasilitas wisata mengingat tingginya pengunjung pada wisata tersebut,” pungkas Wendy.
Penulis: Muhammad Rizal Abdul Aziz
Editor: Nuri Hermawan