Universitas Airlangga Official Website

Dulu Tunda Kuliah, Kini Jadi Wisudawan Terbaik Vokasi 

Bagaskara Fatchurahman, Wisudawan Terbaik Fakultas Vokasi (foto: dok. pribadi).

“Success is not final, failure is not fatal” 

UNAIR NEWS – Wisuda periode 244 menjadi momen berharga bagi Bagaskara Fatchurahman. Ia berhasil meraih gelar wisudawan terbaik Fakultas Vokasi Universitas Airlangga (UNAIR) dengan perolehan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) nyaris sempurna, yaitu 3,92. Wisudawan D-III Program Studi Perpustakaan ini menuntaskan perkuliahannya dengan baik di tengah banyak tantangan yang harus ia hadapi.    

Semasa menjadi mahasiswa Prodi Perpustakaan, Bagas merupakan mahasiswa yang sangat menekuni bidangnya. Ia sempat mengikuti program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Matching Fund yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Dalam kesempatan tersebut, Bagas mempelajari manajemen arsip di sebuah lembaga pemerintahan yang tersebar di empat daerah berbeda.  

“Kami melakukan digitalisasi arsip berbasis aplikasi yang tidak hanya memperdalam pemahaman saya tentang kearsipan, tetapi juga mengajarkan saya cara beradaptasi dengan budaya lokal dari masing-masing daerah,” ujar Bagas.  

Di samping kesibukan akademik yang mengantarkannya pada perolehan IPK yang tinggi, Bagas juga aktif berorganisasi. Ia terlibat dalam tiga organisasi kampus yang berbeda, yaitu Organisasi Bidikmisi UNAIR (AUBMO), Unit Kegiatan Mahasiswa Peduli Penyalahgunaan NAPZA dan Penyebaran HIV-AIDS (UK MAPANZA), dan Himpunan Mahasiswa D-III Perpustakaan. Baginya, kemampuan terpenting untuk menyeimbangkan kegiatan akademik dan non-akademik adalah manajemen waktu. 

“Saya selalu menyusun jadwal yang terstruktur dan memprioritaskan tugas berdasarkan urgensi. Manajemen waktu yang baik sangat mempengaruhi produktivitas dan membantu saya mengurangi kecemasan ketika menghadapi banyak tugas kuliah,” ungkap Bagas.  

Perjalanan pendidikan Bagas tidak terlepas dari berbagai tantangan dan hambatan. Bagas merupakan mahasiswa gap year yang sempat menunda perkuliahannya karena keterbatasan ekonomi. Bahkan, ia sempat bekerja sebagai mekanik alat berat di sebuah industri pertambangan pasca lulus SMA. Namun, kesadaran Bagas akan pentingnya pendidikan mendorongnya untuk mencari peluang berkuliah melalui beasiswa.   

“Saya memperkuat tekad untuk mendaftar ke berbagai perguruan tinggi dengan beasiswa. Akhirnya berhasil diterima di salah satu perguruan terbaik di Indonesia melalui jalur mandiri Vokasi-KIP Kuliah. Pengalaman ini mengajarkan saya pentingnya ketekunan dan motivasi,” cerita Bagas. 

Bagas membuktikan bahwa ketekunan dan keinginan untuk terus belajar akan membuahkan hasil yang manis. Keberhasilan yang ia raih saat ini akan menjadi awal untuk kontribusi yang lebih besar di masa mendatang. “Saya ingin memberikan dampak positif bagi masyarakat, khususnya dalam memajukan pengelolaan arsip dan dokumen di berbagai institusi,” pungkasnya.

Penulis: Khumairok Nurisofwatin 

Editor: Ragil Kukuh Imanto