UNAIR NEWS – Setelah melewati Pemilihan Raya (Pemira), akhirnya Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Airlangga (UNAIR) resmi memiliki pemimpin baru untuk Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Rubbig Diferly Mahendra dan Muhammad Dani Anko Putra resmi menjabat sebagai Presiden dan Wakil Presiden BEM FKG UNAIR periode 2025.
Visi dan misi keduanya tertuang dalam kabinet Asa Abhyakta. Diferly, panggilan akrab Presiden BEM, mengatakan bahwa nama kabinet tersebut memiliki filosofi mendalam. Kata asa bermakna harapan. Sedangkan Abhyakta berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti berkembang. Gabungan nama ini mencerminkan semangat untuk harapan yang terus berkembang di kalangan civitas academica FKG UNAIR.
Keduanya berkomitmen mewujudkan BEM FKG UNAIR yang inovatif, progresif, dan berdaya saing. Diferly menyebut fungsi dan peran BEM-nya berfokus pada pengembangan kualitas akademik, sosial, dan profesional mahasiswa. “Kami ingin memaksimalkan fungsi dan peran BEM melalui pendekatan menyeluruh, memperkuat hubungan konstruktif dalam mengumpulkan aspirasi, memperluas jaringan, dan meningkatkan potensi individu agar tercipta lingkungan yang berprestasi,” ujarnya.
Pembaruan Program Kerja
Diferly turut mengapresiasi pencapaian BEM periode sebelumnya dalam mengatasi pemerataan Sumber Daya Mahasiswa (SDM) melalui Buku Monitoring Kepanitiaan Mahasiswa. Namun, ia menilai kepadatan timeline kegiatan kepanitiaan menjadi tantangan yang akan ia perbaiki dalam kepengurusan ini. “Kami berencana menyusun ulang jadwal kegiatan agar lebih efisien dan tidak terlalu padat,” ungkapnya.
Program kerja unggulan kabinet siap menjadi daya tarik baru di periode ini. Salah satunya adalah Skills Up!, pelatihan keterampilan kedokteran gigi gratis yang akan berlangsung secara intensif. Selain itu, terdapat juga program Community Supreme, yang bertujuan mengoptimalkan komunitas FKG UNAIR untuk mendukung kolaborasi.
“Kami juga menghadirkan Ngobrolin Bangsa sebagai forum diskusi mengenai isu-isu terkini di masyarakat. Hingga program Teman Koas untuk membantu mahasiswa koas dalam penjaringan pasien,” tambah Diferly.
Semangat Optimis
Diferly juga menekankan pentingnya menciptakan suasana kerja yang menyenangkan, namun tetap profesional dalam organisasi. “Kami berkomitmen mengoptimalkan fungsi setiap departemen agar solidaritas antaranggota semakin kuat,” ujarnya.
Sementara itu, untuk menjalin hubungan baik dengan mahasiswa, dosen, dan fakultas, keduanya sepakat dalam mengedepankan komunikasi yang efektif dan berkesinambungan. “Dengan memahami peran masing-masing, komunikasi antar pihak yang harmonis dapat terjalin lebih baik. Mahasiswa sebagai pelaksana kegiatan, dosen sebagai penasehat, dan fakultas sebagai penentu regulasi, semuanya saling melengkapi,” jelas Diferly.
Dengan penuh tekad, Diferly dan Dani optimis dapat menumbuhkan semangat solidaritas di lingkungan FKG UNAIR. “Kami berharap dapat membawa fakultas dan universitas mencapai prestasi yang lebih tinggi melalui kegiatan yang bermanfaat,” tutup Diferly.
Penulis: Nur Khovivatul Mukorrobah
Editor: Edwin Fatahuddin Ariyadi Putra