Universitas Airlangga Official Website

Faktor Risiko Inkontinensia Urin Stres pada Pasien Prolaps Organ Panggul

Inkontinensia urin akibat stres (SUI) dan prolaps organ panggul (POP) umumnya terjadi bersamaan sebagai masalah di seluruh dunia yang mempengaruhi kualitas hidup jutaan wanita. International Continence Society (ICS) telah mendefinisikannya stres inkontinensia urin sebagai suatu kondisi di mana keluhan adanya kehilangan urin yang tidak disengaja secara fisik gerakan atau aktivitas (misalnya batuk, bersin, tertawa, berdiri atau berlari, angkat beban) atau dalam kondisi yang meningkatkan tekanan perut (stres) pada kandung kemih. Prevalensi SUI di seluruh dunia mungkin berbeda pada penelitian yang berbeda. Di AS, prevalensi SUI pada tahun 2005-2016 adalah 26%. Insiden SUI tertinggi terjadi pada wanita berusia 40-59 tahun. Di Asia, penelitian yang dilakukan di China memperkirakan prevalensi SUI sebesar 12,4%.

Insiden SUI mencapai puncaknya pada usia 60-69 tahun. Di Australia, hingga 50% wanita Australia terkena SUI. Perkiraan prevalensi SUI di Afrika Sub-Sahara adalah 52%. Prevalensi SUI di Eropa berkisar antara 21,4% di Denmark dan 24,4% di Jerman. SUI paling mungkin terjadi pada wanita yang lebih muda. POP adalah turunnya atau herniasi organ panggul (kandung kemih, rektum, rahim) ke dalam introitus vagina akibat lemahnya dinding vagina. POP terbagi menjadi 4 jenis berdasarkan turunnya organ panggul yaitu sistokel (prolaps dinding anterior), rektokel (prolaps dinding posterior), prolaps uterus, dan prolaps kubah vagina.

POP diperkirakan terjadi pada setengah dari seluruh wanita yang melahirkan, namun kurang dari 30% yang menunjukkan gejala. Pada tahun 2050, kejadian POP di Amerika diperkirakan meningkat 46-200% sesuai dengan pertumbuhan populasi. Prolaps kubah vagina terjadi pada 6-12% wanita setelah histerektomi, sementara pada dua pertiga kasus terjadi prolaps multi-kompartemen. POPs gejala meningkat sebesar 3% terkait dengan peningkatan setiap unit Indeks Massa Tubuh (BMI).

Hubungan antara inkontinensia urin stres dan POP didasarkan pada anatomi dan fisiologi normal dasar panggul. Melemahnya otot diafragma panggul bila terkena tekanan intraabdomen akan menyebabkan POP. Selama stres atau peningkatan tekanan intra-abdomen, kebocoran urin terjadi karena defisiensi sfingter internal. Di antara wanita dengan POP, 37-54% dari mereka melaporkan SUI bersamaan.

Mengingat proses patofisiologisnya, perkembangan kelainan ini kemungkinan besar dipengaruhi atau dipicu oleh beberapa faktor serupa. Beberapa faktor seperti usia, paritas, obesitas, riwayat histerektomi, dan menopause diketahui meningkatkan risiko POP dan SUI. Namun, korelasi antara faktor-faktor ini dan terjadinya SUI pada pasien POP masih belum jelas. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk pemahaman yang lebih baik. Kami melakukan tinjauan sistematis dan meta-analisis untuk mengidentifikasi faktor risiko inkontinensia urin stres pada prolaps organ panggul.

Tinjauan sistematis dan meta-analisis dilakukan di Web of Science, PubMed, dan berbasis Scopus pada diagram alur PRISMA. Kualitas penelitian dinilai menggunakan Skala Newcastle – Ottawa dan data dikumpulkan pada tabel yang dimodifikasi dari The Cochrane Library. Meta-analisis dilakukan menggunakan RevMan 5.4. Ditemukan tujuh ratus empat puluh penelitian yang cocok dengan kata kunci. Setelah dilakukan screening, terdapat 16 penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dengan total 47.615 partisipan penderita prolaps organ panggul.

Sebanyak 27 faktor risiko ditemukan dalam ulasan ini. Riwayat histerektomi (OR = 2.01; 95% CI 1.22–3.33; p = 0.007), obesitas (OR = 1.15; 95% CI 1.02–1.29; p = 0.02), dan diabetes melitus (OR = 1.85; 95% CI 1.06 –3.23; p = 0.03) terbukti menjadi faktor risiko stress inkontinensia urin pada pasien prolaps organ panggul. Riwayat histerektomi, obesitas, dan diabetes mellitus diketahui menjadi faktor risiko terjadinya stress inkontinensia urin pada pasien prolaps organ panggul.

Penulis: Prof. Dr. Eighty Mardiyan Kurniawati, dr., Sp.OG(K).

Referensi: Fitri, A.N., Kurniawati, E.M., Wiyasihati, S.I. et al. Risk factors of stress urinary incontinence in pelvic organ prolapse patients: a systematic review and meta-analysis. Afr J Urol 29, 53 (2023). https://doi.org/10.1186/s12301-023-00383-1, https://www.scopus.com/inward/record.uri?eid=2-s2.0-85173695553&doi=10.1186%2fs12301-023-00383-1&partnerID=40&md5=eb435856b62259e72fe8fc2d4e14bd03