UNAIR NEWS – Indonesia memiliki kekayaan mikroorganisme, flora, fauna, dan aspek-aspek lain yang dapat menjadi modal pengembangan ilmu kedokteran. Semua itu merupakan media yang representatif untuk penelitian di bidang pencegahan penyakit, diagnosis penyakit, pengujian obat, pembuatan obat, dan juga penelitian lainnya.
Negeri ini harus optimistis kalau bisa unggul di level dunia. Indonesia jelas kaya akan tanaman herbal. Sudah selayaknya, negeri ini menjadi pioner di bidang pengembangan obat herbal. Fakultas Farmasi (FF) Universitas Airlangga (UNAIR) memiliki banyak pakar di bidang obat herbal. Terlebih, saat ini, UNAIR memiliki Airlangga Health Sciences Institute (AHSI) yang merupakan wadah koordinasi antar sejumlah unit penting di bidang kedokteran dan kesehatan.
“Kami juga memiliki rantai koordinasi pada tiap fakultas. AHSI itu melibatkan multi disiplin ilmu,” kata Prof. Dr. Nasronudin, dr., Sp.PD, K-PTI, FINASIM, Direktur AHSI.
Ditambahkan pakar obat herbal asal FF UNAIR Dr. Wiwied Ekasari, Msi., Apt, selama ini, banyak kunjungan dari peneliti/dosen/mahasiswa asing ke fakultasnya. Mereka ingin tahu tentang kekayaan herbal Indonesia. Yang secara geografis, tidak bisa ditemui di kawasan lain. “UNAIR selalu jadi jujukan. Karena, bisa dibilang terdepan dalam pengolahan obat herbal,” papar dia.
Bahkan, pemerintah pusat tak pernah absen melirik kampus ini, bila ada program atau persoalan di bidang pengobatan herbal. Penelitian di UNAIR pun komprehensif. Meliputi banyak detail penyakit dan pengobatannya. “Pengembangan ilmu pengetahuan melalui penelitian di bidang herbal, memiliki kedudukan sentral untuk memajukan bangsa Indonesia. Karena, khazanah herbal di negeri ini merupakan kearifan lokal,” kata perempuan kelahiran Surabaya 22 Januari 1969 tersebut.
Peraih dua paten sederhana dengan tajuk Formulasi Kapsul Fraksi EA Daun Johar Sebagai Obat Antimalaria dan Kombinasi Fraksi EA Daun Johar (Cassia siamea Lamk) Terstandard dan Artesunat sebagai Obat Antimalaria ini mengungkapkan, para mahasiswa yang mengambil konsentrasi di bidang obat herbal bakal menjadi generasi penerus pengembangan tanaman obat di masa datang. Tentu saja, prospeknya di masa depan terang benderang. (*)
Penulis: Rio F. Rachman
Editor : Dilan Salsabila