Universitas Airlangga Official Website

Fakultas Psikologi UNAIR Adakan Pengmas untuk Guru TK di Jember

Endah Mastuti, SPsi MSi Psikolog saat memberikan materi pada kegiatan Pengabdian Masyarakat Fakultas Psikologi UNAIR di Jember. (Foto: SS Zoom)

UNAIR NEWS – Selama tahun-tahun pertama kehidupan, otak anak berkembang dengan cepat dan membentuk fondasi untuk proses belajar di masa mendatang. Interaksi yang dimiliki si Kecil dengan orang dewasa mempengaruhi bagaimana ia berkembang dan belajar. Oleh karena itu, pendidik memiliki peran penting dalam memberikan interaksi yang dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan si Kecil, terutama kemampuan bahasa anak dan komunikasinya.

Meskipun tahun pertama sangat penting untuk pengembangan bahasa si Kecil, proses belajar terus berlanjut karena belajar bahasa merupakan proses seumur hidup. Dosen Fakultas Psikologi Universitas Airlangga, Endah Mastuti, SPsi MSi Psikolog dalam program pengembangan kompetensi guru TK di Kabupaten Jember, Kamis (28/7), mengungkapkan bahwa bahasa berbeda dengan bicara. Bahasa, sambungnya, menunjukkan simbol yang disepakati oleh sekelompok masyarakat dan digunakan dalam menyampaikan pikiran, sedangkan bicara merupakan proses yang memerlukan koordinasi otot-otot syaraf.

“Sederhananya anak akan menunjukkan dua jenis bahasa, bahasa reseptif dan bahasa ekspresif. Bahasa ekspresif merupakan kemampuan anak atau individu untuk menyampaikan atau menyatakan pikiran, perasaan dan kehendaknya kepada orang lain secara lisan maupun tulisan. Sedangkan bahasa reseptif merupakan kemampuan untuk mengerti dan memahami pikiran, perasaan dan kehendak orang lain secara lisan maupun tulisan. Sehingga bahasa merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan setiap individu,” papar Endah.

Lebih lanjut, endah menerangkan bahwa seiring pertumbuhan si kecil, ia akan secara bertahap mengulang kata-kata atau petunjuk yang didengar dari sekelilingnya dan mencoba menggunakannya untuk mengungkapkan kebutuhan dan perasaan. Meskipun si kecil mungkin tidak banyak bicara di tahun-tahun awalnya, tandasnya, ia sudah dapat mengerti banyak hal yang terjadi di sekitarnya.

“Perlu diingat bahwa berkomunikasi tidak hanya terbatas pada mengucapkan kata-kata. Komunikasi juga mencakup keinginan si kecil untuk terhubung dengan orang lain dengan bertukar ide dan perasaan, baik secara verbal maupun nonverbal,” ujar Endah.

Perkembangan Bahasa Usia 5 Tahun (Usia Sekolah)

Endah menjelaskan bahwa anak usia lima tahun sudah memiliki pemahaman tentang waktu dan mengerti kata “kemarin”, “hari ini”, dan “besok”. Hal ini, lanjutnya, akan berdampak pada pengetahuan anak mengenai sebab-akibat dan pemahaman tentang istilah “sebelum” dan “sesudah”.

“Seringkali anak akan menggunakan bahasa yang sangat mirip dengan orang dewasa, walaupun masih banyak struktur sintaks yang belum tercakup di dalamnya dan belum memiliki kemampuan pragmatis yang dibutuhkan untuk menjadi komunikator yang efektif,” jelas Endah.

Anak usia sekolah, sambungnya, mampu menggunakan bahasa untuk berbicara dan menghibur. Ia dapat bercerita, memiliki selera humor, dapat menggoda dan mendiskusikan emosi.

“Pemahaman terhadap pola perkembangan normal seorang anak, dapat menjawab pertanyaan mengenai pola perkembangan atau level kemampuan yang berbeda antara seorang anak dengan anak-anak lainnya,” pungkasnya. (*)

Penulis: Muhammad Suryadiningrat

Editor: Nuri Hermawan