UNAIR NEWS – Kelompok Kajian Pengasuhan dan Pendidikan dalam Keluarga (KK PPDK) Fakultas Psikologi UNAIR menggelar siaran live via Instagram @ppdk.psikologi.unair pada Jumat (5/5/2023). Gelaran bertajuk Merdeka Belajar Sejak Usia Dini yang diadakan dalam rangka Hari Pendidikan Nasional itu mengundang Theodore Baswara SPsi, Kepala PAUD Anak Ceria FPsi UNAIR, sebagai pembicara.
Dalam kesempatan tersebut, Theo sapaan akrabnya, menekankan pentingnya Merdeka Belajar sebagaimana yang Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi gaungkan. Namun demikian, ia mengungkapkan bahwa masih banyak miskonsepsi masyarakat terkait program Merdeka Belajar.
“Ketika kita bicara kebebasan, seringkali mengartikan sebagai semaunya dan tanpa batasan sehingga ini jadi ketakutan tersendiri. Di awal-awal ketika Merdeka Belajar dikenalkan dalam kebijakan pendidikan di Indonesia, banyak pendidik yang berpikir seperti itu,” tutur Theo.
Padahal, lanjutnya, konsep Merdeka Belajar lebih banyak berasal dari filosofi Ki Hajar Dewantara yang juga mirip dengan konsep dalam psikologi modern. “Intinya adalah pembelajaran itu ada keterlibatan dari murid. Merdeka itu kan, kemampuan untuk mengatur dan memimpin. Pasti akan banyak dialog, banyak diskusi antara murid dan pendidik,” tegas alumni prodi S1 Psikologi UNAIR tahun 2014 itu.
Masih berkaitan dengan program Merdeka Belajar, Theo juga menerangkan bahwa orang tua bisa mulai menerapkan program tersebut sejak anak berusia sedini mungkin. Hal itu berkaitan erat dengan salah satu konsep dalam psikologi perkembangan di mana seorang anak merupakan pembelajar alami.
“Sebenarnya. kalau kita lihat dari konsep-konsep perkembangan, anak kecil secara natural itu pembelajar. Kita nggak meminta dia untuk jalan atau lari tapi dia memiliki kemampuan itu. Nggak usah memarahi baru mau jalan,” tegasnya.
Membangun Suasana Belajar
Dengan kemampuan alami anak dalam belajar tersebut, Theo menggarisbawahi pentingnya peran lingkungan dalam membangun suasana belajar yang menyenangkan. Oleh karena itu, pendidik perlu menyesuaikan desain pembelajaran sesuai minat peserta didik.
“Ketika kita mendesain pembelajaran, kalau desain ini anak nggak minat, dia mungkin nggak paham. Tapi, kalau kita sesuaikan kemampuannya, tentu itu akan jadi sesuatu yang menyenangkan,” terang Theo.
Tidak hanya bagi pendidik, orang tua pun punya peranan penting dalam membangun semangat Merdeka Belajar sejak dini pada diri anak-anak. Namun, hal ini tentu bukan perkara yang mudah mengingat tidak semua orang tua memiliki background profesi di bidang pendidikan. Terkait hal ini, Theo menyarankan agar orang tua mulai membangun mindset bahwa anak adalah pembelajar yang aktif.
“Orang tua sekarang punya pandangan bahwa anaknya nggak mau belajar kalau nggak disuruh. Nah, perlu mengubah itu. Sesuaikan kerangka berpikirnya karena kita bisa mendesain ekosistem atau lingkungan merdeka belajar kalau kita percaya bahwa anak itu pembelajar secara aktif. Dan naturalnya mereka itu senang belajar,” ujar Theo. (*)
Penulis: Agnes Ikandani
Editor: Binti Q. Masruroh