UNAIR NEWS – Sebagai negara muslim terbesar di dunia, Indonesia masih banyak mengimpor produk-produk halal dari luar. Indonesia menjadi negara dengan konsumen terbesar dibanding dengan negara muslim lainnya. Sehingga, negara ini juga menjadi pasar yang menentukan perdagangan produk halal dunia. Dalam hal ini pemerintah berkomitmen untuk mewujudkan Indonesia sebagai produsen dan eksportir terbesar produk halal di dunia.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga berkolaborasi dengan Jawa Pos, Bank Indonesia, dan berbagai media lainnya menggelar kegiatan Festival Literasi Halal 2023 pada Rabu (9/3/2023). Kegiatan yang diselenggarakan di FEB UNAIR itu dihadiri oleh beberapa elemen masyarakat seperti akademisi, pelaku UMKM, organisasi masyarakat, juga mahasiswa UNAIR.
Festival Literasi Halal menyajikan berbagai kegiatan seperti sharing session dan forum group disucussion (FGD). Ada pula stan UMKM, BPJPH, Bank Indonesia, BRINS, dan lainnya yang memeriahkan acara.
“Festival Literasi Halal merupakan program yang menindaklanjuti keinginan bapak Wakil Presiden Indonesia, KH Ma’ruf Amin dengan target-target, misalnya meningkatkan literasi masyarakat Indonesia tentang kehalalan dan kesyariahan, terutama menyangkut produk halal,” tutur Leak Kustiyyo selaku Direktur Utama Jawa Pos Koran.
Pimpinan Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia Arief Hartawan dalam sambutannya menyampaikan bahwa Indonesia menjadi target pasar utama bagi produk halal dunia. Berbagai upaya terus dilakukan. Salah satunya menerbitkan Undang-undang nomor 33 tahun 2014 yang mengatur tentang jaminan produk halal. UU tersebut mengatur peredaran produk di Indonesia harus terjamin kehalalannya.
Wajib Sertifikasi
Sejak tahun 2019, produk makanan, minuman, dan barang yang beredar di Indonesia juga wajib memiliki sertifikasi halal. Selain itu dilakukan pula program peningkatan literasi ekonomi syariah melalui penerapan halal lifestyle.
Dalam kesempatan itu, Arief mengajak peserta meningkatkan kesadaran perilaku umat Islam dalam menggunakan produk dan jasa syariah. Tidak hanya paham, tapi juga menggunakan produk tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Arief mengatakan, ada dua hal yang bisa dilakukan untuk mempercepat peningkatan literasi ekonomi syariah dan menguatkan ekosistem ekonomi syariah dan produk halal. Pertama, meningkatkan literasi ekonomi syariah, khususnya untuk mendukung penerapan halal lifestyle.
Kedua, memperluas kerja sama dan kolaborasi. Caranya, melakukan sinergi program seperti kawasan halal, SDM halal, dan traceability halal bersama Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah, Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), dan kalangan perguruan tinggi.
Sambutan Wakil Gubernur
Dalam sambutannya, Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak yang hadir melalui konferensi video mengapresiasi Festival Literasi Halal 2023.
“Festival seperti ini menjadi kesempatan untuk menciptakan suatu dobrakan, suatu dorongan, yang kemudian diharapkan dapat memberikan dampak berkelanjutan dalam menyebarkan literasi mengenai ekonomi syariah,” ujar Emil.
Sementara itu, pada sharing session hadir M Irfan Sukarna Deputi Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia, H Nurhanudin ST M Kom Ketua Tim BPJPH, Eka Indria Sari VP Bisnis Syariah, PT BRI Asuransi Indonesia, dan ditutup oleh Dr Tri Siwi Agustina Ketua Pusat Kewirausahaan dan Relasi Industri Universitas Airlangga.
Keempat narasumber tersebut memberikan edukasi mengenai literasi ekonomi syariah, sertifikasi dan agen sertifikasi halal, asuransi, dan berbagai hal yang menyangkut ekosistem halal. Kemudian, kegiatan ditutup dengan sesi FGD dengan tema Membangun Sinergi Bersama Mendorong Peningkatan Literasi Halal Jatim. (*)
Penulis : Nova Dwi Pamungkas
Editor : Binti Q Masruroh