Universitas Airlangga Official Website

FH UNAIR Datangkan Ahli FIlsafat Hukum Etika, Bahas Dampak Konflik Rusia Ukraina

Dr Bart Jansen LL M, Adjunct Professor of Legal Philosophy FH UNAIR, Assistent-professor Law, Philosophy, and Ethics Nyenrode Business University. (Foto: Humas FH)

UNAIR NEWS – Fakultas Hukum Universitas Airlangga tidak henti-hentinya berusaha untuk terus mencetak mahasiswa yang unggul dengan berbagai cara. Salah satu yang paling baru adalah digelarnya acara webinar berjudul Illegal Invasion by Russia in Ukraine: Impact on Trade and Investment. Webinar yang digelar secara hybrid ini bisa diikuti secara luring di Aula Pancasila, Kampus Dharmawangsa (B) Universitas Airlangga pada Kamis (19/5/2022).

Assistant Professor Nyenrode Business University Belanda, Dr Bart Jansen LL M, mengisi webinar tersebut. Dalam gelaran itu, ia menyoroti dampak krisis Rusia-Ukraina terhadap kondisi investasi di Rusia yang kian memburuk. 

Alumnus Leiden University ini mengatakan bahwa perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina merupakan contoh paling nyata dari pertempuran antara kebaikan dan kejahatan yang dilihat dunia. Selain itu, ia juga membahas mengenai berbagai brand yang merespons kondisi konflik dengan mengurangi kegiatan atau bahkan menutup waralaba mereka di Rusia.

“Contohnya adalah McDonald’s yang sementara ini menutup restoran-restoran mereka di sana, (langkah, red) yang segera diikuti oleh Coca Cola, Pepsi, dan Starbucks.” jelas ahli bidang filsafat hukum ini. 

Ia berpendapat bahwa keputusan yang diambil oleh berbagai macam brand itu adalah sebuah bentuk pernyataan sikap simbolis akan perilaku agresif Rusia terhadap Ukraina. Sementara itu, negara-negara barat seperti Amerika dan EU merespons konflik ini dengan menjatuhkan sanksi ekonomi kepada Rusia. Berbagai produk barang dan jasa tidak bisa secara bebas keluar dan masuk Rusia. 

“Bisnis tidak punya pilihan selain patuh dengan sanksi dan pembatasan ini,” ujarnya.

Di samping itu, Jansen mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan dalam hal sanksi yang dijatuhkan pada Rusia saat ini. Jika dibandingkan dengan sanksi ketika Rusia melakukan aneksasi semenanjung Krimea pada 2014. Pada 2014, lanjutnya, sanksi dijatuhkan secara perseorangan. Akan tetapi, cakupan sanksi yang dijatuhkan kepada Rusia saat ini membesar.

”Ketika krisis ini meluas ke wilayah Ukraina Timur, hingga terekskalasi menjadi perang yang sedang terjadi di wilayah Donbas, cakupan sanksi yang dijatuhkan juga meluas,” ujarnya.

Sesuai bidang keahliannya, Jansen juga menganalisis konflik yang terjadi melalui sudut pandang filsafat moral dan etika. Menurutnya, terdapat paradoks relativisme etika dalam konflik ini. Relativisme etika, Jansen melanjutkan, adalah asumsi di mana tidak ada standar etis yang berlaku secara absolut.

“Menurut asumsi relativisme etis, tidak ada standar moral yang bisa digunakan untuk mengevaluasi suatu tindakan,” ujarnya menjelaskan. 

Meskipun demikian, menurutnya, terdapat pula kritik terhadap relativisme etis. Asumsi relativisme etis dapat disanggah dengan argumen bahwa terdapat konsekuensi yang inkoheren dari asumsi relativisme itu sendiri.

“Asumsi dari teori relativisme etis ini berarti apapun kepercayaan mayoritas tentang moralitas, maka standar tersebut langsung dianggap benar dan tidak bisa dikritik. Jelas, pengartian semacam ini mengindikasikan bahwa teori ini salah,” tegasnya.


Penulis: Ghulam Phasa P
Editor: Nuri Hermawan