UNAIR NEWS – Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (UNAIR) menggelar konferensi internasional pada Selasa (24/5/2022). Gelaran hybrid tersebut bertajuk International Conference and Dialogue on Japanese Occupation and Indonesian Revolution.
Mengambil tema Forgotten Groups: A Chain in Voices, konferensi itu memfasilitasi dialog akademis terkait era pendudukan Jepang, Belanda, dan dampaknya bagi revolusi Indonesia. Ketua Prodi Ilmu Sejarah Dr Sarkawi B Husain SS M Hum dalam sambutannya turut menekankan arti menggali nilai-nilai peristiwa sejarah.
Ia mengingatkan bahwa Indonesia, Jepang, dan Belanda yang terhubung lewat jejak kolonialisme berbagi sejarah yang sama. Melalui konferensi tersebut, Dr Sarkawi berharap dapat terbangun pemahaman terhadap sejarah pendudukan Jepang dan revolusi kemerdekaan Indonesia
“Gelaran ini dihadiri banyak kalangan mulai sejarawan, dosen, guru, hingga mahasiswa. Semoga acara ini berjalan dengan baik dan membawa manfaat bagi setiap pihak,” tuturnya.
Hal senada diungkapkan Wakil Rektor Bidang Internasionalisasi, Digitalisasi, dan Informasi Muhammad Miftahussurur dr MKes SpPD PhD dalam opening remarks. dr Miftah menilai tema dalam konferensi itu begitu menarik karena membawa banyak dampak.
“Era perjuangan revolusi Indonesia tentu dapat meningkatkan rasa nasionalisme, memicu debat sejarah, atau bahkan kebencian antar negara juga bisa muncul. Tapi, dengan adanya acara ini saya yakin akan membawa pemahaman yang lebih baik terhadap era tersebut,” imbuhnya.
dr Miftah juga menyoroti lokasi UNAIR yang berada di Kota Pahlawan, Surabaya. Selama era kemerdekaan Indonesia, Kota Surabaya dikenal lewat kisah heroiknya melawan penjajah.
“Di sini, Surabaya, memiliki sejarah panjang akan pergerakan dan perjuangan kemerdekaan Indonesia. Harapannya akan muncul banyak pemikiran penting dan ilmu baru dalam konferensi ini,” paparnya.
Usai sambutan tersebut, acara berlanjut dengan sesi materi dari tiga keynote speaker asal Universitas Gadjah Mada, Vrije Universiteit Belanda, serta Keio University Jepang. Selain itu, sembilan plenary speakers dari berbagai instansi hadir untuk mempresentasikan materi mereka.
Konferensi tersebut sendiri akan berjalan hingga Selasa (24/5/2022) yang berfokus pada sesi dialog. Dalam momen pembuka, gelaran tersebut dihadiri 200 peserta secara daring. Konferensi itu pun terlaksana lewat kerja sama dengan yayasan dialog Stichting NJI (Nederland-Japan-Indonesie). (*)
Penulis: Intang Arifia
Editor: Feri Fenoria