Universitas Airlangga Official Website

FIB UNAIR Kenalkan Budaya Lokalitas Bromo ke Mahasiswa Asing

Sesi foto bersama dengan narasumber (foto: Istimewa)

UNAIRNEWS – Program Magister Kajian Sastra dan Budaya Universitas Airlangga (UNAIR) kembali menunjukkan komitmennya dalam menggali dan memperkenalkan kekayaan budaya lokal. Komitmen itu mereka tunjukan melalui kuliah tamu bertajuk Studies on Localities of Culture and Literature. Salah satu fokus pembahasan utama pada kuliah tamu ini adalah lokalitas Bromo sebagai destinasi ikonik di Jawa Timur.

Kuliah tamu berlangsung di Ruang Chairil Anwar Fakultas Ilmu Budaya, Kampus B Dharmawangsa UNAIR. Kegiatan ini mengajak 21 mahasiswa Universiti Malaysia Sabah (UMS) untuk melakukan kolaborasi dan pertukaran wawasan lintas negara pada Rabu (2/10/2024). Kuliah tamu ini menghadirkan Dosen Magister Kajian Sastra dan Budaya UNAIR Dr Nadya Afdholy S Hum M Pd dan dosen asal Malaysia Dr Anna Lynn Binti Abu Bakar beserta Dr Daron Benjamin Law.

Bromo tidak hanya terkenal karena keindahan alam, tetapi juga memiliki nilai budaya dan spiritual yang tinggi, khususnya pada budaya masyarakat Tengger. “Jadi nama Bromo asal mulanya dari Brahma salah satu dewa hindu. Sehingga jika mengakar pada sejarah dan kepercayaan masyarakat Tengger mayoritasnya beragama Hindu,” ungkap Dr Nadya.

Dalam paparannya, Dr Nadya menjelaskan mengenai ritual Yadnya Kasada yang masyarakat Tengger lakukan setiap tahun. Ritual tersebut bertujuan untuk menghormati para dewa dan menjaga keseimbangan alam. Ia juga menekankan bahwa kisah legenda Joko Seger dan Roro Anteng mencerminkan hubungan kuat antara manusia, alam, dan kepercayaan dalam konteks masyarakat Tengger​.

“Upacara Kasada namanya, biasanya dilakukan pada bulan ke-12 kalender Jawa. Nah, masyarakatnya membawa hasil bumi untuk dibawa ke kawah Gunung Bromo sebagai simbol rasa syukur kepada para dewa,” tambahnya. 

Kolaborasi ini menjadi kesempatan berharga bagi mahasiswa untuk berdiskusi tentang upaya mempertahankan kearifan lokalitas budaya dari berbagai daerah, bahkan mengenalkan budaya lokal kepada dunia. Mahasiswa dari Universiti Malaysia Sabah juga aktif berdiskusi mengenai tantangan dan hambatan dalam melestarikan budaya lokal di Malaysia.

Kuliah tamu ini menegaskan pentingnya pendekatan multidisiplin dalam memahami budaya, serta mendorong mahasiswa untuk terus mengeksplorasi keanekaragaman budaya di Asia Tenggara. Dengan semangat kerjasama akademik yang erat, harapannya hubungan antara UNAIR dan Universiti Malaysia Sabah semakin kuat dan membawa manfaat yang besar bagi kedua institusi.

Penulis: Sintya Alfafa

Editor: Edwin Fatahuddin