UNAIR NEWS – Program Studi Kesehatan Masyarakat FIKKIA UNAIR gelar menyelenggarakan Seminar Nasional Phoenix 2023. Kegiatan itu berlangsung pada Sabtu (2/12/2023) secara daring.
Membahas mengenai isu diabetes di Indonesia, Seminar Nasional kali ini bertemakan “Prevention of Diabetes Mellitus in an Effort to Achieve the Sustainable Development Goals of Good Health and Well-Being Among Productive Age Groups”.
Bahaya Diabetes Melitus
Dr M Atoillah Isfandiari dr MKes, salah satu pemateri, mengatakan bahwa kasus diabetes melitus mengalami lompatan perubahan yang cukup jauh. Sebab, jelas dokter Ato, pada 20 tahun yang lalu, diabetes seringnya menyerang kelompok usia tua. Berbeda dengan kondisi saat ini yakni individu muda juga banyak yang terserang diabetes melitus.
“Saya pernah melakukan screening pada staff-staff saya, ternyata hampir 45% dari total keseluruhan memiliki gula darah yang tinggi pada kelompok usia rata-rata 26 tahun,” ujar dokter Ato.
Hal itu dapat terjadi akibat tren gaya hidup anak muda zaman sekarang yang banyak mengonsumsi asupan tinggi gula dan kalori. Faktor lain yang sangat berpengaruh yaitu kurangnya aktivitas fisik atau olahraga.
Dokter Ato menjelaskan betapa mengerikannya memiliki penyakit ini. Menurut paparannya, diabetes merupakan penyakit yang irreversible, sehingga penderita diabetes tidak bisa kembali ke kondisi semula sebelum terkena diabetes. Selain itu, dokter Ato juga menyebutkan penyakit tidak menular lainnya yang merupakan komplikasi dari diabetes melitus.
“Diabetes ini adalah penyakit one-way ticket. Begitu orang itu kena diabetes, dia akan diabetes selamanya. Berita terburuknya adalah, diabetes merupakan pintu masuk segala jenis penyakit tidak menular,” jelas dokter Ato.
Lima Pilar Diabetes
Selain mengenal apa itu diabetes, peserta juga mendapatkan pengetahuan mengenai pencegahan diabetes. Dr Arya Satya Rajanegara, pemateri lainnya pada seminar nasional Phoenix kali ini, mengatakan bahwa terdapat lima pilar yang dapat menjadi acuan untuk mencegah diabetes melitus.
Lima pilar tersebut yakni pengaturan makan, olahraga, pemeriksaan mandiri kadar glukosa darah, terapi medis jika diperlukan, serta pendidikan kesehatan. Dokter Arya menekankan bahwa perlu adanya edukasi untuk mendorong masyarakat agar mau mencegah diabetes melitus.
Menurut penjelasan dokter Arya, latihan fisik bersifat aerobik seperti senam, jogging, dan berenang sangat dianjurkan untuk para penderita diabetes melitus. Penderita harus melakukan latihan fisik minimal 150 menit dalam seminggu.
“Kita bisa membagi frekuensinya menjadi 3-5 hari dengan durasi sebanyak 30-50 menit dalam satu minggu. Batas minimal yang kita capai itu setidaknya 150 menit,” jelas dokter Arya.
Menurut data, terdapat lebih dari 415 juta penyandang diabetes di dunia, dan 44% di antaranya tidak mengetahui bahwa penderita mengidap diabetes melitus. Sehingga, dokter Arya menyarankan untuk masyarakat rutin memantau gula darah secara mandiri, terutama bagi penderita diabetes atau individu yang memiliki anggota keluarga yang terpapar diabetes melitus.
Penulis: Resyifa Salma
Editor: Nuri Hermawan