Universitas Airlangga Official Website

FISHPRENEUR 2022 Ulas Peluang Bisnis E-Commerce di Bidang Perikanan

Djong Niti Sastro, VP of Sales Marketing Aruna Indonesia, pada FISHPRENEUR 2022 yang diadakan oleh BEM Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga. (Foto: SS Zoom)

UNAIR NEWS – Indonesia merupakan negara maritim di mana 77% wilayahnya merupakan lautan. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai produsen hasil laut urutan kedua di dunia. Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan, produk perikanan Indonesia menyumbang USD 1,2 triliun terhadap pendapatan negara.

Produk-produk perikanan di Indonesia pun banyak diminati oleh pasar mancanegara. Pasalnya, terdapat jenis-jenis ikan yang hanya terdapat di perairan khatulistiwa. “Di dunia ini, ada banyak negara di dunia yang menyukai jenis-jenis tangkapan yang ada di negara khatulistiwa. Di sini kita memiliki sumber-sumber laut yang sangat luar biasa,” tutur Djong Niti Sastro, VP of Sales Marketing Aruna Indonesia pada Sabtu (13/8/2022).

Di gelaran FISHPRENEUR 2022 yang diadakan oleh BEM Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga ini, Niti menuturkan bahwa besarnya sumber daya maritim yang dimiliki Indonesia dapat menjadi peluang besar bagi bisnis perikanan utamanya di era digital seperti sekarang ini. “Banyak sekali model bisnis yang dapat dikombinasikan dengan bisnis perikanan,” terangnya.

Salah satu bentuk bisnis perikanan berbasis digital yang dapat dijumpai sekarang ini adalah penyediaan platform e-commerce. Seperti yang telah kita ketahui, e-commerce menjadi bisnis yang sangat menggiurkan di tengah meningkatnya kebutuhan masyarakat akan kegiatan berbelanja secara daring yang dinilai lebih praktis.

“Jakarta ini salah satu yang penetrasinya (e-commerce, red) juga tinggi karena kita memiliki high penetration dari smartphone, middle class yang tinggi, dan high financing,” terang Niti. Di antara negara-negara di Asia Tenggara pun, Indonesia merupakan negara dengan transaksi e-commerce terbesar di mana pada tahun 2022 ini jumlah transaksinya sebesar USD 10,9 miliar. Angka ini diprediksi akan terus naik seiring dengan meningkatnya jumlah pengguna internet.

Walaupun demikian, bisnis e-commerce di Indonesia masih didominasi oleh produk-produk non pangan seperti produk fesyen, kecantikan, elektronik, furnitur, dan sebagainya. Produk-produk food and beverage merupakan hal yang masih belum banyak ditemukan di e-commerce yang beroperasi di Indonesia.

Seafood ini masih jarang di e-commerce platform. Fresh food and beverage masih jauh dari dunia e-commerce Indonesia,” tutup Niti.

Penulis: Agnes Ikandani

Editor: Nuri Hermawan