UNAIR NEWS- Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) kembali memperpanjang kontrak kerjasamanya dengan FK Universitas Airlangga (UNAIR) terkait pengembangan pendidikan dokter.
Sebagai fakultas kedokteran tertua kedua di Indonesia, wajar jika FK UNAIR dijadikan sebagai role model sejumlah fakultas kedokteran yang sedang merintis pengembangan pola kurikulum pendidikan. Salah satunya FK UMSU.
Acara penandatangan nota kesepahaman (MoU) antara Dekan FK UMSU Prof. Dr. H. Gusbakti Rusip, M.Sc,PKK,AIFM dengan Dekan FK UNAIR Prof. Dr. Soetojo, dr, Sp.U(K) berlangsung di ruang sidang C FK UNAIR, Senin (13/8). MoU disaksikan oleh perwakilan Sekretaris Prodi FK UMSU, tiga Wakil Dekan FK UNAIR, beserta perwakilan Koordinator Program Studi (KPS) S1 dan Kepala Program Studi S2 FK UNAIR.
Dekan FK UMSU Prof. Gusbakti mengungkapkan, kerjasama yang bermula sejak tiga tahun lalu ini bertujuan mendukung beberapa target pencapaian FK UMSU di tahun 2019 mendatang.
Di awal kerjasama dengan FK UNAIR, FK UMSU merasakan adanya progresivitas pada pengembangan kurikulum pendidikan kedokteran di sana. Mulai dari peningkatan mutu SDM, pengembangan post credit, pencapaian publikasi di jurnal Scopus, hingga pengembangan program pertukaran staf dosen.
“Kami juga terbantu dalam hal penyusunan kurikulum. Dan saat ini sedang proses menuju riset bersama,” ungkap laki-laki yang baru delapan bulan menjabat sebagai Dekan FK UMSU.
Peluang untuk kembali ‘menggandeng’ FK UNAIR juga dipersiapkan sebagai langkah menyambut re-akreditasi. Saat ini, FK UMSU baru mencapai akreditasi B untuk program studi pendidikan S1 dokter. Sementara Gusbakti menargetkan, tahun 2019 mendatang nilai akreditasi prodi S1 pendidikan dokter bisa mencapai nilai A.
Menghadapi era globalisasi seperti saat ini, lanjutnya, perlu upaya untuk meningkatkan kualitas kurikulum serta taraf berpikir dengan cara belajar dari fakultas kedokteran yang sudah mapan, seperti FK UNAIR . Apalagi saat ini FK UMSU dipacu untuk melakukan re-akreditasi.
“Ada beberapa perbaikan pada prodi S1 kami. Berdasarkan perkembangan pendidikan, kami berharap nantinya level keseteraannya harus sama baiknya untuk persiapan akreditasi nasional dan akreditasi internasional,” ungkapnya.
Sebagai fakultas kedokteran yang baru berdiri tahun 2008 dan baru meluluskan 223 dokter, FK UMSU melihat FK UNAIR unggul dan mapan. Selain telah berpengalaman lebih dari seabad dan telah menghasilkan 10.253 ribu dokter yang tersebar di seluruh Indonesia, secara kualitas kurikulum pendidikan kedokteran FK UNAIR juga telah diakui secara internasional.
Seperti diketahui, kurikulum pendidikan S1 dokter FK UNAIR telah terakreditasi oleh World Federation Medical Education (WFME) Internasional serta ASEAN University Networking-Quality Assessment (AUN-QA). Selain Prodi S1 pendidikan dokter, sebanyak 43 program studi di dalamnya juga telah terakreditas oleh LAM-PTKes dengan perolehan nilai masing-masing prodi mencapai nilai A.
“Problem kami ada di SDM dan riset. Sebenarnya FK UMSU juga telah berkolaborasi di bidang riset dengan yang institusi lain. Namun yang saya lihat kurang cakap dan efektif. Makanya saat ini saya mendorong untuk membuat riset yang aplikatif dan dapat diimplementasikan,” ungkapnya.
Untuk mempersiapkan akreditasi, FK UMSU telah mengirim tujuh mahasiswa ke luar negeri melalui program elektif. Seperti ke Taiwan, Thailand dan Australia. “Untuk dalam negeri, kami kirim ke FK UNAIR saja,” ungkapnya. (*)
Penulis : Sefya H Istighfaricha
Binti Q. Masruroh