Universitas Airlangga Official Website

FKG UNAIR Tingkatkan Antusiasme Masyarakat Periksa Kesehatan Gigi Mulut Lewat ‘Bakti Bawean’

UNAIR NEWS – Direktur Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA), dr Agus Harianto SpB mengemukakan tentang Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga sebagai upaya untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di kepulauan terpencil. Pulau Bawean hingga saat ini masih memiliki fasilitas layanan kesehatan yang belum merata, terutama untuk kasus kasus kesehatan gigi dan mulut.

Kondisi tersebut disebabkan oleh jumlah tenaga dokter dan dokter gigi spesialis yang bekerja secara tetap di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bawean masih sangat kurang. Masyarakat Bawean yang membutuhkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara spesialistik perlu dirujuk ke RSUD di Kota Gresik dengan jarak yang relatif jauh sekitar 140 km dan hanya dapat diakses jalur laut atau udara, sehingga memerlukan tambahan alokasi biaya serta waktu perjalanan.

Berdasarkan data di Poli Gigi RSUD Umar Mas’ud Bawean di tahun 2020 didapatkan rerata 10 kunjungan penderita setiap bulannya, dengan jumlah kunjungan terbanyak yaitu 23 kunjungan di bulan Agustus 2020. Data tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesadaran penduduk Pulau Bawean untuk mendapatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut masih sangat kurang.

Pada kurun waktu bulan Januari hingga Oktober 2020 terdapat kasus-kasus yang membutuhkan perawatan di bidang kedokteran gigi spesialistik, antara lain 6 kasus gigi tumbuh miring dan tertanam, 18 kasus infeksi pada saraf gigi, 2 kasus gigi sulung yang bermasalah, dan 2 kasus benjolan atau polip gigi. Kasus-kasus tersebut membutuhkan penanganan Dokter Gigi Spesialistik agar mendapatkan terapi secara optimal.

Kegiatan Bakti Sosial yang diadakan oleh Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga selama 19-30 November 2020 mendapat respons yang baik dari masyarakat di Pulau Bawean yang ditandai dengan peningkatan kunjungan penderita ke poli gigi, yakni sebanyak 22 kunjungan penderita selama periode pelayanan kesehatan gigi dan mulut tanggal 27-28 November 2020.

Masyarakat yang berkunjung mendapat perawatan, pengobatan, dan edukasi kesehatan rongga mulut tanpa dipungut biaya. Sebanyak 16 penderita mendapatkan terapi berupa tindakan dan pengobatan, serta 6 penderita yang hanya memerlukan konsultasi dengan dokter gigi.

Berdasarkan data kunjungan penderita pada saat bakti sosial RSTKA di RSUD Bawean dapat disimpulkan bahwa terdapat 72 persen penderita yang membutuhkan tindakan kuratif. Prosentase tindakan kuratif yang tinggi menunjukkan bahwa tingkat kesadaran masyarakat Pulau Bawean akan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut masih rendah, sehingga diperlukan program promosi dan edukasi yang lebih masif untuk mencapai pemerataan dan peningkatan mutu pembangunan kesehatan di Indonesia. (*)

Penulis: Reza Al Fessi

Editor: Binti Q. Masruroh