UNAIR NEWS – Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (UNAIR) bersama Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) menyoroti kasus stunting yang terjadi di wilayah Pesisir Pantai Bulak Surabaya. Kolaborasi keduanya terwujud dalam sebuah pengmas bertajuk “Peningkatan Nilai Produk Olahan Hasil Laut dan Gerakan Gemar Makan Ikan Bagi Kelompok Istri Nelayan dan Anak Nelayan Guna Mencegah Stunting”. Aksi itu berlangsung pada Sabtu (26/8/2023) kemarin.
Kegiatan itu berupa sosialisasi mengenai stunting dan pelatihan mengenai inovasi olahan hasil laut menjadi hidangan yang bergizi bagi keluarga. Pesertanya melibatkan anggota UMKM binaan “Nelayan Q” milik istri nelayan.
Ketua Pelaksana Dr. Kadek Rachmawati, drh., M.Kes. mengatakan wilayah Pesisir Bulak Surabaya menghasilkan ikan dan kerang yang sangat melimpah. Namun sayang, angka stunting di sana masih cukup tinggi.
“Stigma yang berkembang di masyarakat setempat, ibu hamil dan menyusui tidak boleh mengkonsumsi ikan laut. Akhirnya anak-anak kurang suka makan ikan laut. Padahal kandungan unsur gizi proteinnya sangat tinggi. Selain itu, bagus untuk pertumbuhan janin maupun anak-anak serta memperkuat kekebalan tubuh,” ungkap dosen FKH UNAIR itu.
Cegah Stunting
Stunting merupakan bentuk kegagalan pertumbuhan akibat akumulasi ketidakcukupan nutrisi yang berlangsung lama mulai dari kehamilan sampai usia 24 bulan. Oleh karena itu, pencegahan stunting perlu dilakukan sejak bayi masih dalam kandungan.
Menurutnya, ibu-ibu istri nelayan perlu adanya pelatihan tentang inovasi olahan hasil laut (ikan dan kerrang, Red) menjadi makanan atau camilan untuk anak-anak, sehingga anak-anak mereka gemar makan ikan. “Ikan dapat dimanfaatkan sebagai bahan utama MPASI yang bergizi. Jika ibu menyusui mengkonsumsi, kandungan proteinnya juga bagus sebagai nutrisi bayi melalui ASI,” ujar Rachma.
Sebagai informasi, tahun lalu, FKH UNAIR juga melakukan pemberdayaan bagi istri-istri nelayan. Tepatnya lewat inovasi pengembangan produk hasil laut agar pemasaran produk hasil laut UMKM setempat semakin luas.
Sementara itu, kali ini pengmas melibatkan lima akademisi FKH UNAIR yakni Dr. Sri Mulyati, drh., M.Kes. dan Suzanita Utama, drh., M.Phil., Ph.D. Kegiatan juga dihadiri oleh Prof. Dr. Wurlina, drh., M.S. dan Dr. Kuncoro Puguh Santoso, drh., M.Kes. Selain itu dr. Ni Luh Suwasanti, Sp.pK dari Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) dan dua orang mahasiswa juga ikut terlibat.
Terakhir, Rachma berharap agar masyarakat setempat makin sadar pentingnya unsur gizi yang terkandung pada ikan. Khususnya bagi ibu-ibu istri nelayan, harapannya lebih paham lagi bahwa dengan terpenuhinya kebutuhan protein bagi anak-anak serta ibu hamil dan menyusui, selain dapat mencegah stunting juga dapat meningkatkan imunitas. (*)
Penulis: Erika Eight Novanty