UNAIR NEWS – Hidden hunger adalah kondisi di mana kelaparan terjadi karena masalah gizi yang serius atau tidak terpenuhinya nutrisi penting untuk dikonsumsi. Namun, kelaparan ini terjadi secara tersembunyi karena penyebab dan gejalanya sering kali tidak langsung terlihat.
Asosiasi Mahasiswa Gizi Universitas Airlangga mengadakan webinar NUTRIBE 2022: “Kejadian Hidden Hunger pada Anak dan Remaja di Indonesia serta Dampaknya di Masa Mendatang” pada Minggu (23/10/2022). Webinar yang diselenggarakan melalui platform Zoom Meeting dan live Youtube itu mengundang tiga pembicara yang merupakan ahli gizi dan kesehatan profesional.
Pembicara pertama, Prof Dr Hazreen Abdul Majid, memaparkan materi tentang “Promotive, Preventive, and Curative Ways in Reducing Hidden Hunger Among Children and Adolescents in Malaysia”. Profesor dari University of Malaya itu mengatakan malnutrisi atau kekurangan nutrisi datang dalam berbagai bentuk, yaitu stunting, wasting, dan obesity.
“Stunting adalah kondisi di mana seseorang terlalu pendek untuk anak sebayanya, wasting kondisi di mana seseorang terlalu kurus yang tidak proporsial dengan tinggi badannya, dan obesity kondisi di mana seseorang kelebihan berat badan melebihi batas normal,” terang Prof Hazreen.
Pembicara kedua, Putri Miftakhul Jannah SGz, menyampaikan materi tentang “Kontribusi Nyata Generasi Zilenial dalam Mencegah Kejadian Hidden Hunger pada Anak dan Remaja di Indonesia”. Ia menjelaskan perbedaan antara hunger dan hidden hunger.
“Hunger adalah kekurangan makronutrien yang ditandai dengan berat badan kurang atau underweight. Sedangkan, hidden hunger adalah mikronutrien defisiensi, makanya tidak terlihat. Misalnya badan kita ideal, tetapi ternyata punya anemia,” tutur Health Care Professional di Nestle Health Science itu.
Pembicara terakhir merupakan Dosen Departemen Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Dominikus Raditya Atmaka SGz MPH, yang menerangkan materi tentang “Fortifikasi Pangan sebagai Strategi Penanggulangan Hidden Hunger pada Anak dan Remaja di Indonesia”. Fortifikasi pangan, ujarnya, merupakan praktik untuk menambahkan vitamin dan mineral ke makanan yang dikonsumsi untuk meningkatkan nutrisi dalam tubuh.
“Hidden hunger merupakan masalah global yang seringkali tidak disadari. Fortifikasi pangan merupakan salah satu cara paling efektif untuk menangani masalah kekurangan gizi mikro,” jelas Dominikus yang juga saat ini menjabat sebagai Ahli Gizi Olahraga Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Timur. (*)
Penulis: Dewi Yugi Arti
Editor: Feri Fenoria