Universitas Airlangga Official Website

Fokus 3 Projek, Mahasiswa FTMM Realisasikan Program Kampung Emas di Dukuh Setro

Faqih Syamil (bawah kanan) bersama audiens edukasi Laduni, Kelurahan Dukuh Setro, Tambaksari, Surabaya
Faqih Syamil (bawah kanan) bersama audiens edukasi Laduni, Kelurahan Dukuh Setro, Tambaksari, Surabaya

UNAIR NEWS – Mahasiswa Fakultas Teknik Maju dan Multidisiplin (FTMM) Universitas Airlangga (UNAIR), Faqih Syamil, turut berkontribusi dalam tiga projek unggulan Kampung Emas. Tiga projek tersebut terselengara di Kelurahan Dukuh Setro, Tambaksari, Kota Surabaya.

Kampung emas merupakan bagian dari program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Belajar Bersama Komunitas (BBK) Tematik Kampung Emas Madani 2.0. Program tersebut berisi tiga projek unggulan. Yakni, Layanan Terpadu Pranikah (Laduni), Social Behaviour Change Communication: Bunda Teredukasi Sehat, Hebat, Peduli Gizi (SBCC Bestiez), dan Formulasi Pangan Lokal Seimbang, Beragam, dan Berbasis Hewani (Formula Pangan Beriman).

Dalam mewujudkan ketiga projek, Faqih mengakui telah melakukan analisis situasi dulu. Timnya melakukan validasi data dari Pukesmas, lalu observasi secara langsung kepada masyarakat. Ia mengambil responden 10 calon pengantin (catin), 10 ibu hamil, 10 balita yang paling berisiko di kelurahan di mana ia ditempatkan. 

“Ini semacam observasi, dari rumah ke rumah. Untuk tau risiko kesehatan di masyarakat ada apa saja,” tuturnya. 

Projek Laduni dalam program Kampung Emas bertujuan mengetahui bagaimana permasalahan gizi para ibu hamil maupun catin. Selain itu, dalam projek ini, perlu ada pemantauan ibu hamil dan catin patuh dalam mengonsumsi Laduni. 

Namun, mahasiswa FTMM tersebut menemukan 7 dari 10 responden yang tidak mengonsumsi Laduni. Setidaknya terdapat 6 ibu hamil dan 1 catin tidak mengonsumsi Laduni. 

“Hasil wawancaranya terdapat 7 responden tidak mengonsumsi Laduni. Yang terdiri dari 6 ibu hamil dan 1 catin,” katanya. 

Kemudian, pihaknya menemukan lima ibu hamil mengalami kekurangan energi kronis (KEK). KEK merupakan kondisi ibu hamil yang tidak punya asupan energi yang cukup dalam memenuhi kebutuhan gizi.

Bukan hanya itu, satu catin  memiliki lingkar lengan atas (LiLA) yang di bawah normal, dua catin yang underweight, satu catin masuk kategori obesitas, dan satu lainnya memiliki indeks masa tubuh (IMT) yang normal. Temuan tersebut akan menjadi pertimbangan Dinas Kesehatan Kota Surabaya dalam peningkatan program kesehatan di masyarakat. 

“Projek kita tuh membantu mengedukasi dan mencari permasalahan di kelurahan itu,” tuturnya. 

Diagram hasil survei analisis kondisi tingkat konsumsi Laduni pada ibu hamil dan catin dalam program Kampung Emas. (Foto: Tim FTMM)

Dari temuan itu pula,  Faqih dan Puskesmas setempat turut mengadakan edukasi kesehatan berupa seminar. Termasuk mengadakan observasi soal pemberian makanan bayi dan anak (PMBA). 

Materi mulai risiko kesehatan, cara penanganan, hingga pemulihan kesehatan disampaikan. Kemudian, kegiatan PBMA memperhatikan sejauh apa pemahaman para ibu dalam memberikan makanan kepada anak mereka. 

“Kegiatan PBMA ini sangat penting untuk mencegah stunting. Karena, pemberian makanan yang kurang tepat pada bayi dan anak dapat berdampak pada status gizi juga memberikan permasalahan gizi baru,” pungkasnya. 

Penulis: Syifa Rahmadina

Editor: Feri Fenoria