UNAIR NEWS – Ikan lele merupakan salah satu ikan air tawar yang memiliki ekonomis penting. Budi daya jenis ikan ini tergolong mudah. Dalam suatu kegiatan budi daya ikan terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan produksi ikan. Di antaranya sistem budi daya, manajemen kualitas air, manajemen pakan, serta manajemen hama dan penyakit. Salah satu wilayah yang potensial untuk pengembangan budi daya ikan yaitu wilayah Pasuruan tepatnya di Kecamatan Sukorejo.
Yayasan Pondok Pesantren Darul Mukmin merupakan pondok pesantren yang terletak di Dusun Karanglo, Desa Sukorejo, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Pasuruan yang mengembangkan kegiatan perikanan salah satunya budi daya ikan lele. Namun dalam pelaksanaannnya sistem budidaya ikan yang diaplikasikan masih sederhana dengan sistem tradisional.
Berdasarkan hal tersebut, maka Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) Universitas Airlangga (UNAIR) melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat (pengmas) dengan judul “Pendampingan Manajemen Kualitas Air dan Aplikasi Probiotik pada Budidaya Ikan Lele Pondok Darul Mukmin, Sukorejo, Pasuruan Jawa Timur”. Kegiatan berlangsung pada Sabtu (10/8/2024).
Sejumlah dosen Departemen Akuakultur FPK memberikan pendampingan. Mereka di antaranya diketuai Nina Nurmalia Dewi, SPi MSi beserta tim yaitu Prof Dr Gunanti Mahasri Ir MSi, Dr Woro Hastuti Satyantini Ir MSi, Wahyu Isroni SPi MP, Yudi Cahyoko Ir MSi, dan Abdul Manan SPi MSi PhD. Sejumlah 50 peserta yang terdiri dari Kelompok Pemuda Pembudidaya Lele, Kelompok Budi daya Budikdamber, dan Kelompok Budi daya Maggot hadir dalam acara tersebut.
Dalam pendampingan tersebut para peserta yang hadir mendapatkan pemahaman terkait manajemen kualitas air dan aplikasi probiotik pada budi daya lele. Selain itu, pada acara tersebut juga terdapat praktik langsung bagaimana cara mengukur parameter-parameter kualitas air yang penting dalam budi daya ikan lele. Seperti pengukuran suhu, pH, oksigen terlarut, dan ammonia. Setelah itu, para peserta juga diajarkan untuk melakukan kultur probiotik mandiri dan mengaplikasikan probiotik pada pakan ikan lele.
Budi daya ikan lele dikatakan berhasil apabila ikan dapat tumbuh dengan optimal sesuai dengan kriteria yang ada, tanpa terjadi kematian massal akibat kualitas air yang buruk. Pertumbuhan yang optimal tersebut akan tercapai jika kualitas air sesuai dengan standar budidaya, sebaliknya kualitas air yang buruk dapat mengakibatkan ikan stress sehingga nafsu makan ikan menurun dan menyebabkan pertumbuhan ikan akan terhambat.
Oleh karena itu, tujuan dari manajemen kualitas air dan aplikasi probiotik dalam kegiatan budidaya agar meningatkan kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan, meningkatkan sistem imun ikan, dan mencegah ikan dari terjangkitnya penyakit. Kultur probiotik yang dilakukan secara mandiri juga bertujuan untuk menekan biaya operasional budidaya. Dr Woro Hastuti mengatakan, “Probiotik dapat diperbanyak sendiri dengan menggunakan bahan-bahan yang mudah didapat, sehingga dapat menekan biaya operasional. Probiotik yang diaplikasikan pada pakan ini juga berperan dalam penyerapan nutrisi bagi ikan.”
“Alhamdulillah, kegiatan ini sangat bermanfaat, semoga terus dikawal agar terus meningkatkan skill dan nilai tambah kegiatan perikanan. Kami berharap kegiatan ini berkelanjutan dan berkesinambungan,” ucap Nanang selaku salah satu pengelola. Oleh karena itu, melalui kegiatan pengmas ini, harapannya produksi ikan lele yang dipanen pada akhir pemeliharaan dapat optimal, menghasilkan keuntungan, dan berkelanjutan.
Penulis: Tim Pengmas FPK