Universitas Airlangga Official Website

FST Gandeng Universiti Malaysia Terengganu Gelar Pengmas Perangi Perubahan Iklim

Peserta pengmas kolaborasi FST UNAIR dan Universiti Terengganu Malaysia untuk perangi perubahan iklim lewat rehabilitas mangrove (Foto: Dok. Peserta Pengmas)
Peserta pengmas kolaborasi FST UNAIR dan Universiti Terengganu Malaysia untuk perangi perubahan iklim lewat rehabilitas mangrove (Foto: Dok. Peserta Pengmas)

UNAIR NEWS – Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga (UNAIR) bekerja sama dengan Universiti Malaysia Terengganu menggelar kegiatan pengabdian masyarakat (pengmas) internasional. Pengmas tersebut bertajuk Mangrove Ecosystem Biodiversity Conservation as an effort to against climate change in the Coastal Area. Terlaksana di Desa Randuboto, Gresik, Sabtu (28/9/2024), kegiatan tersebut bertujuan untuk memerangi perubahan iklim melalui rehabilitasi ekosistem mangrove.

Anggun Zifa Anindia, salah satu anggota tim pengmas menjelaskan, mangrove memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan. Kolaborasi pengabdian masyarakat ini membuahkan hasil yaitu 10.500 bibit mangrove yang berhasil tertanam. “Untuk proses penanamannya kami menggunakan alat tradisional bernama sky yang biasa digunakan warga Randuboto untuk menanam mangrove,” tutur Anggun.

Lebih lanjut, Anggun mengungkapkan kolaborasi ini merupakan sebuah upaya signifikan dalam melindungi ekosistem lokal dari dampak perubahan iklim. Kegiatan ini bertujuan untuk menyadarkan masyarakat untuk melestarikan dan merehabilitasi ekosistem mangrove. Sebagai bagian dari upaya mitigasi perubahan iklim. “Meskipun bukan mahasiswa teknik lingkungan, saya merasa satu bibit mangrove yang kami tanam akan sangat berarti bagi dunia,” ujar Anggun.

Partisipan Kegiatan International Community Services: Mangrove Ecosystem Biodiversity Conservation as an effort to againts climate change in the Coastal Area on Randuboto Village, Gresik Regency sebelum proses penanaman mangrove (Foto: Dok. Peserta pengmas)
Partisipan Kegiatan International Community Services: Mangrove Ecosystem Biodiversity Conservation as an effort to againts climate change in the Coastal Area on Randuboto Village, Gresik Regency sebelum proses penanaman mangrove (Foto: Dok. Peserta pengmas)

Menurut Anggun kegiatan ini tidak hanya menambah wawasan baru tentang pentingnya menanam mangrove. Akan tetapi, juga memberikan inspirasi baginya, dari seorang pemimpin lokal. “Ada satu kalimat dari Pak Kades (Kepala Desa, red) Randuboto yang memberikan insight baru tentang kepemimpinan. Dia mengatakan bahwa Randuboto adalah kita, desa sejuta cerita. Sejak 2013 sampai sekarang, pohon mangrove di Randuboto sama sekali tidak saya tebang atau jual. K arena jika kita tidak bisa memberikan apa-apa untuk dunia, setidaknya kita menyumbang oksigen kepada dunia,” ungkap Anggun.

Pada akhir, Anggun mengatakan bahwa kegiatan ini menjadi salah satu pengalaman paling berkesan bagi Anggun dan peserta lainnya. “Adanya kegiatan ini membuat saya dapat memperluas jaringan internasional dengan berinteraksi bersama teman-teman dari Universiti Malaysia Terengganu dan perwakilan Petronas,” lanjut Anggun. 

Harapan diselenggarakannya kegiatan kolaborasi internasional ini dapat terus berkembang dan memberikan dampak nyata bagi lingkungan dan masyarakat pesisir. Selain itu, ia juga berharap agar kegiatan ini dapat mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).

Penulis: Yang Ramadia Nurya Syifa

Editor: Yulia Rohmawati