UNAIR NEWS – Mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR) kembali cetak prestasi membanggakan. Kali ini mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) berhasil sabet juara tiga kompetisi esai internasional bertajuk Global Insight Airlangga. Penyelenggara kompetisi tersebut adalah Kementerian Riset dan Keilmuan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNAIR. Pada kompetisi yang berlangsung Jumat-Minggu (15-17/11/2024) tersebut, tim mahasiswa FKG mengusung gel pencegah periodontitis.
Beranggotakan tiga orang dalam satu tim, yaitu Muhammad Dani Anko Putra, Muhammad Salman Al-Farisi, dan Hanif Azzikri Hidayatullah. Hanif sebagai perwakilan tim menjelaskan latar belakang inovasi yang mereka pilih. Mereka mengusung esai yang berjudul G-Tech Exocare: Novel Periodontitis Treatment in Utilization of Ginger-Derived Exsosome Like Nanoparticles (GELNs) Technology for Sustainable Practice”.
“Adanya varian dari penyakit mulut di Indonesia yang berbahaya jika dibiarkan. Mungkin tidak banyak orang yang sadar. Menurut data Kemenkes di 2018, penyakit ini menyerang 74,1 persen orang dewasa di Indonesia. Nama penyakitnya adalah periodontitis. Yang pada kemungkinan buruknya berdampak pada kehilangan gigi. Nah, jika kita asumsikan, terdapat 200 juta dewasa di Indonesia, berarti kurang lebih 140 jutanya terkena periodontitis,” ucap Hanif.
Inovasi GELNs
Inovasi GELNs merupakan ide yang Hanif dan tim usung dalam judul esai mereka. GELNs atau Ginger-Derived Exosome-Like Nanoparticles menjadi inovasi yang mereka tawarkan, untuk perawatan preventif serta perawatan tambahan. “Jadi orang-orang yang terkena gingivitis atau periodontitis pada gejala awal bisa merawat dirinya sendiri tanpa harus ke dokter gigi, ” tegas Hanif.
Hanif juga menyatakan bahwa GELNs merupakan nanopartikel alami yang diekstraksi dari jahe. “Sifatnya anti-inflamasi, antibakteri, dan regeneratif. Jadi teknologi ini menjadi solusi non-invasif untuk mengatasi periodontitis tanpa menggunakan antibiotik secara berlebihan,” imbuhnya.
Efektivitas Inovasi
Kesehatan gigi dan mulut sangat berpengaruh terhadap kesehatan umum manusia. Meningkatkan perawatan gigi, kata Hanif, sama dengan meningkatkan kesehatan umum masyarakat. “Nah dari hal tersebut, kita bisa meningkatkan produktivitas dan membangun perekonomian yang baik,” sambungnya.
Melihat berbagai perawatan gigi yang tidak murah, Hanif yakin bahwa inovasinya ini efektif penggunaannya oleh berbagai kalangan. Terlebih, penggunaan GELNs sangat mudah, sebab nanopartikel gel juga memiliki fleksibilitas untuk digunakan di mana pun dan kapan pun.
“Seperti scaling dan semacamnya itu kan relatif mahal. Nah dari angka 74,1 persen itu bagaimana jika yang terdampak golongan yang kesulitan secara ekonomi? Sehingga mereka tidak mendapatkan perawatan yang baik,” ujar Hanif.
Pada akhir, Hanif menambahkan bahwa inovasinya tidak hanya meningkatkan kualitas periodontitis. Tetapi juga mendukung tercapainya tujuan SDGs 3 dan 10. “Kami juga yakin bahwa pendekatan berbasis teknologi hijau seperti G-tech Exocare dapat mewujudkan masa depan kesehatan gigi dan mulut yang lebih inklusif, aman, dan berkelanjutan,” tutupnya.
Penulis: Zahwa Najiba Putri Malika
Editor Yulia Rohmawati