UNAIR NEWS – Mengusung inovasi platform perlindungan aset investasi dan saham, tiga mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga (UNAIR) berhasil menorehkan prestasi di kompetisi Internasional. Tim tersebut terdiri dari Ad’dien Wiguna, Ariq Ghani Rabbani, dan Daffa Zharan Andhika. Mereka berhasil meraih juara 3 pada ajang SxC InterSummit International Business Plan Competition 2024.
StudentsxCEOs Jakarta Chapter menjadi penyelenggarakan kompetisi ini. Tim mahasiswa UNAIR mendapat gelar juara ketiga saat malam penganugerahan yang berlangsung pada Minggu (1/12/2024) di Dinas Pendidikan Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Berbekal latar pendidikan Ekonomi Islam, tim mahasiswa UNAIR menggagas platform digital Stock Armor yang berfungsi untuk melindungi aset investasi dan saham.
Inovasi Baru
Stock Armor merupakan sebuah platform digital yang dapat memberikan perlindungan aset investasi dan saham melalui mekanisme penutupan risiko kerugian. Inovasi ini menggunakan prinsip Tabbaru’ dalam ekonomi Islam, di mana investor atau pemilik saham saling bergotong-royong memberikan kontribusi untuk menutupi jumlah kerugian.
Ad’dien Wiguna salah satu anggota tim mengungkap ide ini berawal dari keresahan pribadi yang timnya alami. Ketiganya merupakan mahasiswa yang menyukai dan mendalami investasi dan saham. Namun, mereka pernah mengalami kerugian hingga 60 persen.Oleh karena itu, timnya kemudian mencanangkan ide bisnis yang dapat membuat investor dan pemilik saham merasa asetnya terlindungi.
“Saham memiliki resiko yang sangat tinggi, nilai saham itu berubah-ubah seiring berjalannya waktu. Di sini kita menciptakan produk untuk melindungi saham itu. Harapannya produk ini dapat membuat investor ataupun pemilik saham merasa asetnya aman, karena kita menjamin dapat menutup kerugian hampir keseluruhan aset dengan kontribusi yang telah diberikan sebelumnya,” tuturnya.
Pesan
Mahasiswa Ekonomi Islam itu mengaku sangat bersyukur atas kemenangan yang ia dan tim raih. Di tengah kesibukan menulis skripsi, ketiganya berhasil meraih prestasi membanggakan di level internasional. “Aku mengikuti 20 lebih kompetisi, itu yang bisa berhasil menang enam. Perlu sabar, konsisten, dan terus improve diri buat dapet apa yang diinginkan,” ujarnya.
Ad’dien juga berpesan kepada mahasiswa lain untuk berani mencoba mengikuti lomba internasional, meski memiliki keterbatasan kemampuan bahasa Inggris. Jika memang terbatas dalam bahasa Inggris, maka bisa mencoba untuk mengikuti lomba secara tim.
Penulis: Selly Imeldha
Editor: Edwin Fatahuddin