UNAIR NEWS – Tiga mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR) berhasil meraih juara satu pada lomba esai Penalaran Smart Competition 2024. Kompetisi tersebut merupakan inisiasi Universitas PGRI Kanjuruhan Malang yang terselenggara pada Minggu (3/11/2024). Kompetisi tersebut mengangkat tema “Optimalisasi Generasi Muda Wujudkan Sustainable Development Goals (SDGs) di Era Revolusi Industri 5.0”. Mahasiwa UNAIR menggagas smartwatch untuk keselamatan pekerja tambang dalam kompetisi tersebut.
Tim ini terbentuk dari kolaborasi mahasiswa di berbagai fakultas. Di antaranya Fakultas Keperawatan (FKp), Fakultas Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), serta Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin (FTMM). Anggota tim terdiri dari Sefina Rafi Prasetyo, Alfina Fauziyah, dan Muhammad Nevandra Fithra Pangestu.
Inovasi Smartwatch
Sefina selaku ketua tim menceritakan bahwa timnya mengusung inovasi implementasi teknologi Internet of Things (IoT) pada smartwatch untuk meningkatkan keselamatan pekerja tambang. Ia menjelaskan bahwa ide yang diusung oleh timnya berangkat dari tingginya angka kejadian kecelakaan kerja di sektor tambang.
“Kami menyadari angka kecelakaan kerja setiap tahunnya di sektor pertambangan Indonesia masih tinggi. Oleh karena itu, kami tertarik untuk memberikan solusi melalui gagasan berbasis kolaborasi lintas disiplin. Yakni di bidang kesehatan, teknik elektro, dan ilmu sosial,” jelas Sefina.
Lebih lanjut, Sefina menambahkan bahwa gagasan timnya mengintegrasikan teknologi secara real-time. Tujuannya untuk meminimalkan risiko kecelakaan kerja dan bermanfaat dalam memberikan pertolongan pertama bagi pekerja tambang. “Teknologi sensor dalam smartwatch ini memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan informasi kondisi kesehatan pekerja dan posisi pekerja secara real time. Hal ini memudahkan operator perusahaan jika ada suatu hal yang membahayakan nyawa pekerjanya,” ujarnya.
Dedikasi dalam Berproses
Kepada UNAIR NEWS, Sefina menceritakan perjalanan dalam mempersiapkan karya tulis tersebut tidaklah mudah. “Karena jadwal kami tidak sama, kami sering kesulitan menemukan waktu untuk belajar dan latihan bersama secara langsung. Namun, kami tetap mencari jalan keluar dengan berdiskusi dan latihan secara daring setiap malam,” ungkap Sefina.
Keberhasilan dalam kompetisi ini tak membuat tim Sefina cepat berpuas diri. Sebaliknya, mereka justru semakin termotivasi untuk terus berkompetisi. “Kemenangan ini bukan akhir, melainkan pemicu bagi kami untuk terus belajar dan berpartisipasi dalam kompetisi dalam bidang kepenulisan lain,” pungkasnya.
Penulis: Raissyah Fatika
Editor: Yulia Rohmawati