Siapa yang tidak tahu gambar menakutkan tentang bahaya kesehatan yang ditimbulkan oleh rokok yang terpampang di bungkus rokok. Perokok maupun bukan perokok hampir dikatakan pernah melihatnya. Tapi pernahkah kita bertanya dalam hati apakah itu akan cukup menakutkan untuk para perokok? Gambar menakutkan diletakkan di bungkus rokok bertujuan agar perokok sadar akan bahaya yang ditimbulkan dan kemudian mereka berpikir untuk menghilangkan kebiasaan merokok mereka. Kementerian Kesehatan bahkan pernah mengganti tiga dari lima gambar seram di bungkus rokok, gambar tersebut diganti menggunakan model Indonesia di tahun 2018, supaya perokok Indonesia lebih mengena dengan pesannya.
Selain gambar terkadang juga diberikan keterangan untuk memperkuat efek dari gambar tersebut. Gambar yang ditampilkan merupakan gambar tubuh manusia dengan akibat yang ditimbulkan dari rokok dan ditambahkan akibat selanjutnya yang akan didapatkan ketika mengalami hal tersebut, misalnya kehilangan kebahagiaan, bahkan beberapa disambungkan dengan pesan yang mengarah kepada moral dan agama. Gambar yang paling sering muncul adalah gambar yang memperlihatkan tenggorokan berlubang akibat kanker tenggorokan yang menimpa seorang perokok. Gambar semacam ini mungkin kerap kita jumpai di media sosial, dan beberapa negara menggunakannya sebagai kampanye bahaya rokok pada kemasan rokok.
Gambar yang dipakai pada Peringatan Kesehatan Bergambar di bungkus rokok, biasanya adalah berupa gambar dari penyakit yang diakibatkan oleh kebiasaan merokok, kebanyakan gambar dipilih yang tampilannya cukup mengerikan. Bukan tanpa alasan untuk pemilihan gambarnya, hal ini dimaksudkan agar dengan melihat gambar-gambar tersebut, orang akan menjadi takut untuk merokok dan kemudian secara sukarela menghentikan kebiasaan merokoknya. Tentunya hal itu sangat baik sekali dalam menimbulkan keinginan untuk berhenti merokok pada perokok, baik perokok yang sudah kecanduan maupun perokok pemula.
Peringatan Kesehatan Bergambar pada bungkus mempunyai acuan regulasi yang jelas dan baku. Penggunaan gambar dan slogan ‘rokok membunuhmu’ ini sebenarnya merujuk kepada PP (Peraturan Pemerintah nomor 109 tahun 2012) yang mengatur tentang iklan rokok baik di tempat umum, media cetak dan televisi. Pemerintah melakukan hal ini bertujuan untuk mengurangi populasi perokok yang ada. Diharapkan dengan melihat gambar yang diletakkan di bungkus rokok, perokok mencoba berpikir akibat yang akan dihadapinya dan memilih untuk mulai berhenti merokok. Meskipun pemerintah mewajibkan perusahaan rokok untuk mencetak gambar pada bungkur rokok yang diproduksi mereka, akan tetapi perusahaan rokok yang memproduksi juga tidak diperbolehkan untuk melakukan modifikasi gambar dan kalimat, mereka tidak diperbolehkan untuk mengubah kata-kata tersebut.
Muncul beberapa pemikiran untuk menempatkan unsur religiusitas dan agama dalam memperkuat pesan yang ditampilkan pada Peringatan Kesehatan Bergambar di bungkus rokok. Hal ini merupakan pemikiran beberapa ahli yang mengatakan bahwa perokok harus dimelekkan dengan fakta bahwa merokok juga mengandung unsur menjatuhkan diri ke dalam kebinasaan. Bahkan beberapa ahli juga mengungkapkan bahwa merokok bahkan termasuk perbuatan bunuh diri secara perlahan sehingga bertentangan dengan ajaran agama. Dengan merokok, perokok juga membahayakan orang lain yang terkena paparan asap rokok. Apalagi, rokok mengandung zat adiktif dan 4.000 zat kimia yang 69 di antaranya adalah zat karsinogenik atau pemicu kanker.
Ketika menambahkan unsur religiusitas dalam gambar yang akan dipasang dibungkus rokok, ternyata sangat efektif pada pesan yang mengandung gambar dengan tema gangrene. Gangrene atau gangren adalah kondisi ketika sebagian jaringan tubuh menjadi mati akibat aliran darah yang menuju jaringan tersebut dari sistem peredaran darah. Gangren biasanya menyerang area yang paling jauh dari jantung, seperti jari-jari tangan dan kaki. Namun, kondisi ini juga dapat menyerang bagian tubuh lain. Gangren bahkan dapat menyerang organ internal. Sedangkan tema gambar pesan tentang merokok merupakan bunuh diri secara perlahan dan perokok pasif ternyata lebih efektif tanpa tambahan pesan yang mengandung unsur religious. Tentunya ini merupakan hal yang sangat baik ketika masyarakat sudah memikirkan tentang bunuh diri dan kondisi orang sekitarnya yang merupakan perokok pasif, bahkan tanpa tambahan unsure agama dalam pesannya. Mereka sudah mempunyai kepedulian akan hak hidup atas dirinya dan orang lain.
Penggunaan unsur religiusitas dan agama dalam membuat pesan untuk meningkatkan kesehatan bukanlah hal baru. Beberapa Penelitian menunjukkan bahwa religiusitas bisa memfasilitasi keberhasilan berhenti merokok pada manusia dewasa. Pesan agama juga telah digunakan untuk membantu mengurangi merokok di beberapa negara Muslim seperti Mesir dan Arab Saudi. Diharapkan pesan yang dibuat mampu menambah pengetahuan tentang bahaya merokok dan mendorong mereka untuk berhenti merokok. Tentunya pesan kesehatan selalu berkaitan dengan sasaran dari pesan itu sendiri, masyarakat di negara-negara dengan norma agama yang memiliki peran besar dalam kehidupan social tentunya akan sangat sesuai dengan penambahan unsur religi dalam pesan kesehatannya. Kepekaan pembuat pesan sangat diperlukan untuk mendapatkan dampak yang luar biasa.
Penulis: Dr. Santi Martini
Judul artikel : The Effectiveness of Cigarette Pack Health Warning Labels with Religious Messages in an Urban Setting in Indonesia: A Cross-Sectional Study.
Link publikasi : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/31694236