Merokok, sebuah kebiasaan yang hampir bisa kita lihat di banyak tempat. Kebiasaan menghisap rokok di Indonesia kini tidak lagi hanya dilakoni oleh kaum pria saja. Setiap hari sering kita melihat wanita yang menghisap rokok di banyak tempat. Akhir- akhir ini banyak wanita yang juga menghisap rokok dan memilih jadi perokok aktif dalam jangka waktu yang panjang. Bahkan, wanita perokok memulai menghisap tembakau ini sejak usia muda. Wanita dengan segudang alasannya memilih untuk menjadi perokok aktif, meskipun kita ketahui bahwa merokok mempunyai risiko yang sangat besar dalam sistem reproduksi mereka dan juga mempunyai dampak terhadap bayi yang akan dilahirkan mereka kelak.
Hal yang cukup menyedihkan juga diungkapkan oleh data jumlah perokok perempuan di Indonesia meningkat cukup tinggi dalam lima tahun terakhir. Tentunya ini merupakan tantangan kita bersama dan menjadi ancaman kesehatan masyarakat yang akan kita hadapi kedepannya. Meningkatnya jumlah perokok wanita di Indonesia selama lima tahun terakhir disebabkan oleh berbagai faktor seperti tuntutan gaya hidup atau merorok jadi simbol status dan penghilang stress. Para wanita yang mempunyai tekanan stres yang berat kebanyakan tidak tahu bagaimana caranya untuk menghilangkan stres tersebut, tidak sedikit wanita muda yang memilih melampiaskan rasa stresnya dengan merokok. Mereka seringkali membangun sugesti bahwa merokok dapat menghilangkan sedikit stresnya. Pekerjaan yang sangat padat, dari pagi sampai sore dan disambung lagi pada malam hari, membuat alasan mereka memilih merokok untuk hiburan.
Maraknya fenomena wanita yang merokok di masyarakat, tentunya menjadi pertanyaan besar bagi kita semua, mengingat kita hidup di Indonesia yang menganut adat ke-timur-an. Merokok untuk perempuan, bagi sebagian masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang tabu, meskipun sebenarnya sejak dahulu kebiasaan menghisap rokok tidak hanya dilakoni oleh kaum pria saja. Banyak perempuan yang juga menghisap rokok dan memilih jadi perokok aktif. Tetapi saat ini, semakin banyak perempuan Indonesia yang terang-terangan menunjukkan bahwa mereka merokok. Perasaan bahwa lingkungan mereka sudah lebih bisa menerima, mungkin menjadi pembenar katika mereka melakukan perilaku menghisap rokok. Meskipun kita juga tahu ada yang tidak suka melihat perempuan merokok, masih ada beberapa kelompok yang menentang keras perempuan yang merokok. Beberapa menganggap gambaran perempuan sebagai makhluk yang lembut, halus, dan anggun tidak cocok dengan citra rokok. Akibatnya, perempuan merokok seringkali dianggap nakal, serta tak bermoral.
Banyak wanita di Surabaya memilih menjadi perokok aktif dan menghabiskan rokok 3-7 batang setiap harinya. Sebuah hal yang sangat mencengangkan adalah ketika kita mengetahui banyak wanita Surabaya yang memilih rokok putih menghabisakan lebih banyak dari pada yang merokok kretek. Rokok putih adalah sebutan untuk rokok yang digulung menggunakan mesin. Wanita di Surabaya ternyata ditemukan juga menghisap rokok berjenis kretek, bahkan ada sebagian yang menghisap rokok yang mereka “linting” sendiri. Alasan ekonomi menjadi pembenar mereka untuk tetap merokok dengan segala cara dan bukan memilih untuk berhenti merokok, sebuah hal yang unik dari perokok. Beberapa wanita juga memilih rokok sebagai gaya hidup dan rokok putih lebih sesuai dengan wanita yang feminine, karena rokok kretek dianggap terlalu maskulin bagi sebagian orang.
Kehidupan perokok wanita juga ditemani dengan rokok mulai mereka bangun pagi. Banyak perokok wanita yang mengaku mereka mulai merokok kurang dari 30 menit setekah mereka bangun. 3 dari 4 wanita perokok mengamini hal tersebut. Siapa yang menyangka klo ada sepertiga perokok wanita yang bahkan merokok kurang dari 5 menit setelah mereka bangun. Bahkan mereka sangat akrab sekali dengan rokok sehingga rokok seperti harus menjadi kebutuhan mereka setelah bangun dari tidur mereka.
Tentunya ini sangat menyedihkan ketika kita melihat gambaran perokok wanita dalam melakukan kebiasaan mengisap rokok mereka. Kita seakan langsung melihat bagaimana nasib generasi selanjutnya. Menilik pemikiran wanita yang memilih menjadi perokok tentunya jauh dari alasan kesehatan, karena hampir perokok menyadari bahayanya. Kembali lagi ini menjadi tantangan kita bersama di masyarakat. Sebenarnya alasan perempuan di Indonesia yang merokok bukan karena tekanan sosial, atau hanya ingin terlihat ‘cool’. Perempuan merokok karena ingin menentang ‘peran’ yang sudah melekat dengan karakter seorang perempuan. Akan tetapi pemikiran ini menempatkan perempuan pada perokok dengan kecanduan sedang menuju berat. Mereka memasuki keadaan menyerahkan kesehatannya untuk sebuah gaya hidup. Seakan mereka mengesampingkan kesehatan diri mereka dan anak-anak mereka demi mengejar sebuah nafsu akan pemenuhan gaya hidup mereka.
Sebuah tantangan bagi kita semua untuk mengajak para wanita agar mereka tidak lagi terjerumus kepada kebiasaan buruk menghisap rokok, apapun bentuknya. Menyelamatkan para wanita dengan mencegah mereka untuk tidak merokok ataupun membantu mereka berhenti dari kebiasaan menghisap rokok, akan membuat kita mengambil peran dalam menyiapkan generasi selanjutnya yang lebih baik. Tentunya kesempatan ini harus kita ambil karena kita tidak hanya menyelamatkan generasi selanjutnya tetapi juga menyelamatkan para wanita dari kecanduan rokok. Karena dari semua perokok masih tersimpan banyak sekali perokok yang ingin untuk menghentikan kebiasaan menghisap rokok yang selama ini meraka lakukan. Ayo selamatkan para wanita, ayo selamatkan generasi selanjutnya.
Penulis: Dr. Santi Martini
Judul : Smoking among female daily smokers in Surabaya, Indonesia
Link artikel : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/31158567