Universitas Airlangga Official Website

Gandeng Girl.Up UNAIR, BEM FIB UNAIR Ajak Peduli Kekerasan Seksual

Sesi foto bersama para peserta, panitia, dan perwakilan dari Girl.Up UNAIR. (Foto: Foto Istimewa)

UNAIR NEWS – Permasalahan kekerasan seksual telah terjadi sejak lama dan menjadi tantangan masyarakat untuk memberantas kekerasan seksual. Menanggapi hal itu, BEM Fakultas Ilmu Budaya UNAIR menggandeng Girl. Up UNAIR menggelar Workshop Protect Women bertajuk “Get to Know Sexual Harassment and Defend Yourself” pada Jumat (16/12/2022).

Pada workshop tersebut, mengundang Arlina Dwi sebagai pembicara. Ia merupakan mahasiswa Ilmu Sejarah 2020 dan sekaligus sebagai perwakilan dari anggota Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS) Universitas Airlangga.

Penjelasan Kekerasan Seksual
Sebelum terbentuknya Satgas PPKS, telah adanya tindak kekerasan seksual di lingkungan kampus. Namun, saat itu semua laporan mengenai kekerasan seksual hanya tertampung dalam Help Center UNAIR.

“Untuk track record dari pelaporan kasus kekerasan seksual pada Help Center cukup bagus, namun terdapat kurangnya sinergitas organisasi mahasiswa yang membuka hotline pengaduan,” tambah Arlina.

Lebih lanjut, Arlina menjelaskan bahwa antara kekerasan seksual dengan pelecehan seksual merupakan hal yang sama. Jika dapat diibaratkan kekerasan seksual sebagai rumah, dan didalam rumah tersebut berisikan pelecehan seksual.

Alur Pelaporan Kasus
Kini, teman teman dapat melakukan pelaporan jika mendapati permasalahan kekerasan seksual dengan mengunjugi Instragram resmi Satgas PPKS @satgasppksunair dan mengikuti alur pelaporan yang telah disediakan

Hal yang perlu diketahui, untuk dapat dikatakan kekerasan seksual jika sang korban mengalami ketidaknyamanan dan terganggunya seluruh aktivitas hidupnya, misalnya sang korban merasa anxiety dan takut untuk berada di tempat publik.

Arlina mengimbau agar mahasiswa-mahasiswi yang mendapati kekerasan seksual tidak takut untuk melapor dan juga terdapat penanganan oleh ahli psikolog bagi para korban.

“Sebaik baiknya bela diri dan perlindungan diri kita ialah bersuara terutama bagi kaum perempuan,” pungkas Arlina.

Penulis: Satrio Dwi Naryo
Editor: Khefti Al Mawalia