Universitas Airlangga Official Website

Gandeng IFG, FEB UNAIR Ulas Peran Industri Keuangan Non-Bank bagi Perekonomian

Campus Visit IFG Progress 2023 Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNAIR (Sumber: Rosita)

UNAIR NEWS – Gandeng IFG (Indonesia Financial Group), Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga (UNAIR) mengulas peran industri keuangan non-bank untuk perkembangan perekonomian di Indonesia dalam Campus Visit IFG Progress 2023. Acara tersebut terselenggara di Gedung Aula Fadjar Notonagoro, FEB UNAIR Kampus B, Jumat (8/12/2023). 

Hadir dalam acara tersebut Ibrahim Kholilul Rohman selaku Senior Research Associate IFG Progress.  Dalam penyampaian materinya, Ibrahim tentang bagaimana menghindari risiko dalam aspek kehidupan manusia. 

“Risiko tidak bisa dibunuh, caranya memitigasi risiko tersebut,” ujarnya.

Ibrahim mengibaratkan risiko adalah ketidakpastian. Sejalan dengan hal itu, Ia menegaskan bahwa di dunia seseorang akan selalu berhadapan dengan berbagai risiko karena ketidakmampuan kita menghilangkan ketidakpastian itu sendiri. . 

Risiko dan Perekonomian 

Ibrahim juga turut menuturkan bahwa isu kepercayaan dan isu literasi di sektor keuangan dan perbankan masih terbatas utamanya di bidang asuransi. Ia percaya bahwa mahasiswa menjadi tokoh penting untuk menguatkan sektor asuransi.

“Kalau kita tidak merangkul mereka, maka mereka tidak akan tahu apa itu mitigasi risiko, bagaimana asuransi menjadi bagian mitigasi risiko,” imbuhnya. 

Turut hadir juga dalam acara itu, Rosi Melati dan M Alvin Prabowosunu (Research Associate IFG Progress). Rosi menekankan peran asuransi dalam perekonomian. 

“Asuransi memegang peranan penting bagi masyarakat yakni mengurangi risiko finansial tak terduga dan membantu konsumen dalam mencapai tujuan jangka panjang,” tuturnya. 

Lebih lanjut, ia menuturkan bahwa sektor asuransi juga turut berperan dalam mengelola dan memitigasi risiko yang dapat timbul dari ketidakpastian aktivitas perekonomian dengan cakupan risiko di hampir seluruh sektor riil.

Dana Pensiun

Alvin memaparkan, dengan berakhirnya bonus demografi, dana Pensiun akan mendapatkan peningkatan beban secara signifikan pada tahun 2045. Namun dampak terhadap segmen yang berkontribusi akan terus akan menurun. Hal itu menjadi permasalahan  yang penting untuk segera ditangani karena beban usia produktif untuk menanggung usia tua akan bertambah. 

“Kalau negara dengan populasi orang tua makin tinggi maka negara membiayai beban orang non produktif ini makin tinggi. Jika tidak ada dana pensiun negara harus menyiapkan dana sekian untuk membiayai orang-orang non produktif,” tuturnya. 

Lebih lanjut Alvin menjelaskan penyediaan dana non produktif yang besar akan menjadi ancaman untuk pertumbuhan ekonomi suatu negara. Oleh karena itu, Alvin mengajak seluruh mahasiswa untuk mulai sadar pentingnya dana pensiun dan implikasi ke depan jika tidak memiliki dana pensiun.

Dalam paparannya, Rosi dan Alvin menuturkan, meski menawarkan banyak keuntungan di masa mendatang, pertumbuhan asuransi dan dana pensiun sangat kurang. Hal demikian dibuktikan dengan penetrasi asuransi dan dana pensiun di Indonesia lebih rendah dari negara lain. 

“Di sini peran teman-teman mahasiswa selain menyebarkan informasi mengenai asuransi dan dana pensiun, kalian juga bisa membantu pertumbuhan asuransi dengan riset,” tegas Alvin. 

Penulis: Rosita

Editor: Nuri Hermawan