Universitas Airlangga Official Website

Gandeng LPS Surabaya, DWDG UNAIR Gelar Webinar Edukasi Keuangan

Bambang Samsul Hidayat Kepala Kantor LPS II Surabaya saat memaparkan materi (Foto: tangkapan layar)
Bambang Samsul Hidayat Kepala Kantor LPS II Surabaya saat memaparkan materi (Foto: tangkapan layar)

UNAIR NEWS – Perkuat kepercayaan publik terhadap perlindungan keuangan, Do Well Do Good (DWDG) Universitas Airlangga (UNAIR) mengadakan webinar edukatif bersama Beasiswa Utama LPS. Webinar tersebut merupakan rangkaian dari BULPSxDWDG National Case Competition dan dilaksanakan pada Selasa (3/6/2025) secara daring. 

Mengundang Kepala Kantor LPS II Surabaya Bambang Samsul Hidayat, webinar tersebut dimulai dengan materi tentang peran environmental, social, dan governance dalam perkembangan keuangan berkelanjutan dan implikasinya bagi program penjaminan LPS. 

Pada awal materinya, Bambang bercerita tentang latar belakang berdirinya Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). “Pendirian LPS diawali dengan krisis ekonomi tahun 1997/1998 yang menyebabkan kepercayaan publik menurun terhadap perbankan,” ungkapnya. 

Penjamin simpanan penting untuk menjaga stabilitas sistem keuangan. “Prof Diamond dan Prof Dybvig, pemenang Nobel Prize Winner in Economics dalam artikel jurnalnya mengatakan, secara teoritis adanya program penjamin simpanan akan mampu mencegah terjadinya bank run,” tuturnya. 

Bank run merupakan suatu peristiwa di mana banyak nasabah secara bersamaan menarik dana secara besar-besaran pada suatu bank. Hal ini timbul karena nasabah tidak percaya bahwa bank mampu membayar dananya dalam jumlah penuh dan tepat waktu. 

Lebih lanjut, ia menyampaikan tentang kewajiban dari seluruh bank. “Setiap bank yang melakukan kegiatan usaha di Indonesia, wajib menjadi peserta penjaminan di LPS, tidak termasuk Badan Kredit Usaha Desa,” jelasnya. 

Imelda Felicia Dharmawan saat memaparkan materi (Foto: Tangkapan layar Zoom)
Imelda Felicia Dharmawan saat memaparkan materi (Foto: Tangkapan layar Zoom)

Selain penyampaian materi tentang peran LPS dalam menjaga kepercayaan publik, webinar ini juga menyajikan materi tentang business case competition. Presiden DWDG UNAIR Imelda Felicia Dharmawan, membahas mengenai business case competition, ia mengawali dengan cara mengidentifikasi masalah pada business case competition tersebut. 

“Untuk yang baru mengikuti business case ini bisa diawali dengan mencari pertanyaan inti pada kasus yang diberikan. Untuk merumuskan satu kalimat tersebut kalian harus membaca case book, yang biasanya disampaikan secara eksplisit,” jelasnya. 

Setelah mendapatkan inti masalah, langkah yang diambil selanjutnya merupakan penyusunan framework. “Cara menentukan framework tergantung pada inti masalahnya. Jika merupakan masalah internal perusahaan bisa menggunakan analisis SWOT, jika mengenai market bisa menggunakan TAM, SAM, SOM,” ungkapnya. 

Lebih lanjut, ia menyampaikan materi tentang solusi yang digunakan untuk mengatasi masalah pada kasus ersebut. “Solusi yang baik merupakan solusi jika dibaca orang lain maka mereka akan terbayang solusinya seperti apa. Sehingga yang dibutuhkan merupakan solusi yang mendetail daripada terlalu banyak solusi,” terangnya. 

Terakhir ia menyampaikan bahwa tim yang paling bisa menggambarkan dengan baik solusi yang mereka bawakan biasanya memenangkan perlombaan tersebut. “Terkadang pemenang itu memiliki solusi yang simpel namun cerdas yang membuat orang lain paham,” jelasnya. 

Penulis: Rizma Elyza

Editor: Yulia Rohmawati