Universitas Airlangga Official Website

Gandeng PDGI Banyumas dan Unsoed, FKG Gelar Pengmas Deteksi Osteoporosis

Penyampaian materi dalam pengmas FKG bersama PDGI Banyumas dan Unsoed (Foto: Istimewa)
Penyampaian materi dalam pengmas FKG bersama PDGI Banyumas dan Unsoed (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Program Studi Spesialis Radiologi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Airlangga (UNAIR) menggelar pengabdian masyarakat (pengmas). Pengmas bertajuk “Pertemuan Kuliah Sehari PDGI Banyumas” tersebut bekerja sama dengan Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Banyumas dan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed).

Kegiatan dengan tema Optimizing Panoramic Radiograph Examination for Generic Dentistry tersebut berlangsung di Ballroom IAB Unsoed lantai 5 pada Sabtu (10/8/2024). Hadir sebagai pembicara yaitu Helmi Hirawan drg SpBM, Arwita Mulyawati drg MHKes FIHFAA FISQua, Prof Dr Eha Renwi Astuti drg MKes SpRKG SubspRDP(K), dan Alhidayati Asymal drg MKes SpRKG. 

Tujuan penyelenggaraan kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi dokter gigi. Terutama dalam mengoptimalkan penggunaan radiograf panoramik yang sebagai deteksi dini osteoporosis. Hal ini berdasar pada data lansia yang semakin meningkat di Kabupaten Banyumas. 

Prof Eha menjelaskan osteoporosis adalah penyakit sistemik yang muncul akibat berkurangnya kepadatan tulang pada tubuh. Osteoporosis khususnya meningkat pada wanita pasca menopause karena menurunnya produksi hormon estrogen. “Menurut Kemenkes 2020, 23% wanita usia 50 sampai 80 tahun mengalami osteoporosis, serta dua dari lima penduduk Indonesia berisiko osteoporosis,” jelasnya. 

Tim pengmas FKG, PDGI Banyumas, dan Unsoed (Foto: Istimewa)
Tim pengmas FKG, PDGI Banyumas, dan Unsoed (Foto: Istimewa)

Oleh karena itu, menurut Prof Eha penggunaan radiograf panoramik merupakan langkah yang tepat karena mampu mendeteksi dini penyakit tersebut. “Radiograf panoramik dapat mengukur sudut antegonial dan gonial yang dapat menjadi penanda tingkat kepadatan tulang pasien terduga mengidap osteoporosis,” imbuh Prof Eha. 

Temporomandibular Joint (TMJ) adalah persendian paling kompleks yang ada pada tubuh manusia. Alhidayati menjelaskan persendian ini bertanggung jawab pada pergerakan membuka dan menutup rahang. “Selain itu, sendi ini bilateral dan bersifat diartrosis. Yang artinya kedua sendi kanan dan kiri harus berfungsi secara bersamaan,” ungkapnya. 

Menurutnya, apabila sendi ini tidak berjalan secara harmonis dapat menyebabkan kelainan sendi berupa Temporomandibular Disease (TMD). “Biasanya terjadi 70 persen bersifat asimptomatik dan 30 persen sisanya simptomatik. Hal ini memperlihatkan bahwa gangguan sendi sering tidak tersadari atau terabaikan oleh pasien. Sehingga dokter gigi atau spesialis tidak memeriksa lebih teliti mengenai TMJ,” ujarnya. 

Penulis: Mohammad Adif Albarado

Editor: Edwin Fatahuddin