UNAIR NEWS – Universitas Airlangga (UNAIR) terus memperluas relasi dan meningkatkan integritas melalui berbagai kerja sama strategis. Salah satu inisiatifnya adalah Workshop Training of Trainers (ToT) SDGs yang merupakan kolaborasi antara SDGs Center UNAIR dan Centre for Global Sustainability Studies (CGSS) Universiti Sains Malaysia (USM).
Acara ToT SDGs UNAIR dan USM berlangsung sejak Selasa (14/5/2024) hingga Jumat (17/5/2024) di Ruang Amerta, Kantor Manajemen, Kampus MERR-C. Acara eksklusif itu dihadiri oleh petinggi UNAIR dan USM, termasuk Wakil Rektor Bidang Internasionalisasi, Digitalisasi, dan Informasi UNAIR Prof dr Muhammad dr MKes SpPD-KGEH PhD FINASIM beserta jajarannya serta Ambassador SDGs dari setiap fakultas.
Dalam sambutan yang penuh kehangatan, Prof Miftahussurur menyatakan bahwa UNAIR telah lama merintis program internasional. Rektor UNAIR juga secara konsisten mengembangkan program SDGs melalui asosiasi yang sangat detail, yang akhirnya melahirkan SDGs Center UNAIR.
Kenalkan SDGs
Inti acara dari lokakarya ToT SDGs hari pertama adalah penyampaian materi “Introduction to the Sustainable Development Goals (SDGs)”. Dr Suzyrman Sibly, seorang Pakar SDGs USM, membuka sesi dengan memperkenalkan definisi SDGs kepada peserta.
“Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup pada masa kini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri,” jelas Dr Suzyrman.
Definisi yang Dr Suzyrman sampaikan diambil dari Brundtland’s Commission Report 1987. Ia juga menekankan bahwa fokus utama dalam menjalankan SDGs terletak pada tiga pilar: masyarakat (society), ekonomi (economy), dan lingkungan (environment).
SDGs memiliki 17 tujuan utama, 169 target, dan 231 indikator. Dari ketujuh belas tujuan utama tersebut, terdapat beberapa tujuan yang tergolong sebagai tantangan utama, tantangan signifikan, tantangan yang masih ada, hingga pencapaian SDGs.
Kemajuan hingga Kritik
“Lima negara dengan jumlah target terbesar yang telah tercapai atau sesuai dengan rencana adalah Denmark, Ceko, Estonia, Latvia, dan Slovakia. Sedangkan lima negara dengan jumlah target terbesar yang menunjukkan kemajuan pembalikan arah meliputi Myanmar, Venezuela, Papua Nugini, Yaman, dan Lebanon,” terang Dr Suzyrman.
Ia juga menjelaskan perihal Critisisms of SDGs. Beberapa penilaian menganggap bahwa SDGs terlalu ambisius, menghadapi tantangan pengukuran yang sulit dicapai, serta masalah pembiayaan yang kompleks.
“Cakupan tujuan SDGs cenderung lebih luas dibandingkan dengan MDGs. Selain itu, SDGs tergolong lebih sulit dicapai karena tujuannya lebih kompleks, membuatnya sulit untuk melacak kemajuan. Pencapaian SDGs membutuhkan sumber daya keuangan yang signifikan, namun tidak ada rencana yang jelas untuk mendapatkan pendanaan yang diperlukan,” pungkas Pakar SDGs USM tersebut sebelum mengakhiri materi pengenalan SDGs.
Penulis: Maissy Ar Maghfiroh
Editor: Feri Fenoria
Baca Juga:
SDGs Center UNAIR Tegaskan Pentingnya Konservasi Lingkungan dan Perwujudan Keadilan Dunia