UNAIR NEWS – Geliat Airlangga berkolaborasi dengan UNICEF mengadakan workshop optimalisasi kelengkapan pencatatan. Tujuannya adalah peningkatan penerapan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) pada empat kabupaten/kota dampingan meliputi Jember, Bojonegoro, Jombang, dan Surabaya. Acara tersebut bertempat di Hotel Luminor, Sidoarjo, Kamis (25/05/2023).
Turut hadir Yuly Sulistyorini SKM MKes selaku person in charge MTBS Geliat Airlangga UNAIR, Dr Armunanto MPH selaku perwakilan UNICEF Indonesia, dan Ganjar Naili SKM selaku staf KGM Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.
Program Keberlanjutan
Program kali ini merupakan kelanjutan dari program sebelumnya yang fokus menurunkan angka kematian bagi bayi. Tujuannya, meningkatkan keterlibatan dan kontribusi petugas puskesmas pada wilayah dampingan melalui MTBS. Sasaran utama program adalah puskesmas pada wilayah dampingan.
“Tujuannya memberikan dukungan pada sumber daya manusia, lewat pelatihan dan RTL yang akan kami susun untuk bisa mengimplementasikan MTBS secara terpadu di puskesmas masing-masing,” jelas Yuly.
Tekan Angka Kematian Ibu dan Bayi
Upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi ini didorong dengan kerja sama dari Geliat Airlangga dan UNICEF yang juga mendapat dukungan dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Sebagai mitra strategis, UNICEF berkomitmen melakukan langkah edukasi pencegahan dan penanganan yang tepat melalui pemberdayaan petugas kesehatan.
“Kami ingin mendorong untuk meningkatkan informasi, pencatatan, dan identifikasi kebutuhan MTBS agar bisa mengoptimalkan pelayanan guna menurunkan risiko kematian ibu dan bayi,” jelas Armunanto.
Wujudkan Sumber Daya Manusia Unggul
Menuju Indonesia Emas 2045, perlu modal yang kuat dalam pembangunan kualitas manusia lewat periode emas di seribu hari pertama bayi. Hal ini menjadi target yang harus Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur kejar dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
Selain itu, program tersebut juga menjadi salah satu tujuan program kerja gubernur, untuk memberikan jaminan kesehatan bagi masyarakat. Target tersebut berhasil dengan turunnya angka kematian ibu dan bayi pada tahun 2022 di Jawa Timur yang menyentuh angka 93/100.000 kelahiran yang ada.
“Secara konsisten kita memerlukan pengetahuan dan pengasuhan yang baik terkait pelayanan MTBS yang diberikan. Terutama untuk menekankan stunting dan Kematian Ibu dan Anak (KIA),” jelas Ganjar. (*)
Penulis : Satriyani Dewi Astuti
Editor : Binti Q Masruroh