Universitas Airlangga Official Website

Geliat Airlangga – UNICEF Sosialisasikan Imunisasi Dasar Lengkap

Geliat Airlangga bersama UNICEF dan Dinas P3AK Jawa Timur Menggelar Workshop Imunisasi Rutin Lengkap pada Bayi (Foto: Afrizal Naufal Ghani)

UNAIR NEWS – Permasalahan kesehatan masih menjadi masalah tahunan di Indonesia, salah satunya yang berkaitan dengan kesehatan anak. Satu diantara banyak penyebabnya ialah cakupan imunisasi rutin lengkap yang belum terpenuhi. Anak-anak berisiko lebih besar terkena penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin seperti difteri, campak, dan polio karena gangguan terkait COVID-19 dalam imunisasi rutin.

Menengok hal tersebut, sudah seyogyanya dibutuhkan suatu upaya kolaboratif sebagai upaya untuk meningkatkan cakupan imunisasi. Bersama UNICEF dan Dinas Kesehatan Jawa Timur, Geliat Airlangga menggelar Workshop Kolaborasi Dalam Mendukung Akselerasi Imunisasi Rutin Lengkap. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada Jumat (11/11) di Hotel JW Marriott Surabaya.

“Kami yakin pada saat ini, dengan situasi pandemi yang masih terjadi, tetapi kita sudah membuktikan bahwa Jawa Timur sukses seratus persen lebih untuk cakupan BIAN. Sehingga akselerasi imunisasi lengkap ini akan tercapai juga,” ujar perwakilan UNICEF Indonesia, Dr Armunanto MPH.

Dalam perhitungannya, Imunisasi dasar pada bayi dapat dinyatakan lengkap ketika bayi telah mendapatkan beberapa imunisasi, seperti Hepatitis B, satu dosis imunisasi BCG, tiga dosis imunisasi DPT-HB/DPT-HB-Hib, empat dosis imunisasi polio, dan satu dosis imunisasi campak.

Pada tahun 2019, cakupan imunisasi dasar lengkap Provinsi Jawa Timur mencapai 99,34 persen. Meski begitu, kecenderungan imunisasi dasar lengkap menurun akibat pandemi Covid-19. Pada 2020, capaiannya pada bayi mencapai 97,16 persen, pada 2021 mencapai 91,77 persen, dan hingga September 2022 baru mencapai 70,78 persen.

“Inilah Pekerjaan Rumah kita bersama. Bagaimana kita menggiatkan masyarakat untuk back to posyandu. Karena ini menjadi trauma saat Covid,” ,” pungkas Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Kependudukan (DP3AK) Provinsi Jawa Timur, Restu Novi Widiani.

Pada survei UNICEF Indonesia, didapati bahwa tenaga kesehatan kesulitan memberikan imunisasi ganda yang disebabkan oleh tidak setujunya orang tua sejumlah 69,06 persen, rasa takut akan efek samping yang lebih berat bagi bayi sejumlah 31,09 persen, serta adanya potensi penolakan pada imunisasi selanjutnya sejumlah 69 persen.

“Dalam pertemuan ini, saya memohon dukungan bapak ibu untuk mendukung dan berperan aktif dalam peningkatan program imunisasi di Jawa Timur,” tutupnya (*)

Penulis: Afrizal Naufal Ghani

Editor: Nuri Hermawan