UNAIR NEWS – Melihat kekayaan alam pulau Siompu yang sangat apik, namun belum tereksplor dengan baik, Ekspedisi Nusantara Jaya (ENJ) Universitas Airlangga (UNAIR) 2019 mengadakan sosialisasi Ekowisata. Sosialisasi tersebut dilaksanakan di Baruga, Desa Lalole, Kecamatan Siompu Barat, Sulawesi Tenggara pada Senin (5/8/2019).
Sosialisasi dengan sasaran pemuda Desa Lawakamo (Lalole, Watuampara, Kamoali, dan Mokobeao) berfokus pada cara mengembangkan suatu daerah sebagai suatu objek wisata. Penjagaan lingkungan tetap bersih menjadi bekal daya tarik akan nilai keindahan objek wisata yang ditawarkan.
Ramadhani Jaka Samudra, salah seorang pemateri, menjelaskan bahwa desa ekowisata bertujuan melestarikan alam dan meningkatkan ekonomi masyarakat. Dengan terbangunnya desa ekowisata, masyarakat akan lebih tanggap, terutama pada lingkungan.
”Jika seumpama Siompu ini sudah mempunyai branding ekowisata, maka masyarakat juga harus tanggap,” ungkap Rama.
”Tanggap dalam hal menjaga lingkungan, tidak membuang sampah sembarang, mampu memisah antara sampah organik dan anorganik,” imbuhnya.
Selain bisa menjadi objek wisata, Siompu bisa dijadikan studi bahkan taman nasional. Kendati begitu, selain mengembangkan desa ekowisata, Siompu juga diharuskan adanya tanggap bencana dengan baik karena Siompu dikelilingi oleh lautan yang luas.
Selanjutnya, Sunarto Heri, pemateri kedua, dalam sosialisasi tersebut juga menyampaikan bahwa terdapat beberapa jenis pariwisata di pulau itu. Yakni, Pariwisata Maritim (dari segi transportasi memadai); Wisata kuliner (ikan, makanan khas); dan Wisata religi atau wisata budaya (tradisi Kalili). Objek pariwisata yang bermacam itu membuat daya tarik tersendiri bagi masyarakat.
”Pulau Siompu ini sebenarnya mempunyai banyak spot yang disukai para traveler atau yang istilah zaman sekarang instagramable,” ungkap mahasiswa yang akrab dipanggil Heri itu.
”Seperti di spot Lagila dengan tebing, karang, dan senjanya yang luar biasa. Kaifula yang banyak karang, pasir putih halus, ombak tenang, dan air jernih. Lalu, di atas bukit,” tambahnya.
Heri juga mengatakan bahwa kita bisa mengambangkan identitas pulau Siompu itu dengan maksimal. Masyarakat harus mem-branding-nya lewat media sosial yang sedang booming. Dengan objek, akses, akomodasi, pelayanan kesehatan, dan sarana ibadah yang sudah memadai, nilai jual pulau tersebut akan sangat tinggi.
Penulis: Ulfah Mu’amarotul Hikmah
Editor: Feri Fenoria Rifa’i