Universitas Airlangga Official Website

Atasi Permasalahan Periodontal dengan Manfaatkan Kapur

UNAIR NEWS – Jaringan tulang memiliki peranan penting dalam menjaga fungsi dan keutuhan kehidupan manusia. Rekayasa jaringan menjadi salah satu terobosan mengatasi persoalan kerusakan pada jaringan tulang yang disebabkan oleh berbagai penyakit dan cedera oleh manusia. Prof Dr Devi Rianti drg MKes menyampaikan terobosannya dengan tajuk Potensi Biomaterial Berbasis Kapur untuk Rekayasa Jaringan Tulang di Bidang Kedokteran Gigi. Terobosan tersebut ia sampaikan dalam orasi pengukuhannya sebagai guru besar Universitas Airlangga (UNAIR) di Aula Garuda Mukti, Kantor Manajemen, Kampus MEER-C UNAIR pada Kamis (21/9/2023).

Rekayasa Jaringan

Prof Devi menjelaskan bahwa rekayasa jaringan merupakan teknik regenerasi jaringan hidup pada manusia yang memanfaatkan sel hidup yang dikembangkan pada sistem perancah. Manusia yang mengalami kerusakan atau luka dalam tubuhnya memerlukan sistem pengganti (matriks ekstraseluler) untuk penopang jaringan yang tersisa.

Dalam pengimplementasiannya, rekayasa jaringan memerlukan adanya kerja sama lintas keilmuan. Perlu adanya kolaborasi dengan ilmu kimia, fisika, biologi, farmasi dan teknik untuk menciptakan rekayasa jaringan yang sempurna.

Tentu hal ini, menghapuskan adanya sekat-sekat antara bidang keilmuan. ”Kini, kita tidak mengenal adanya batasan ilmu. Kita dapat mengkolaborasikan keilmuan untuk menciptakan inovasi untuk permasalahan kesehatan di Indonesia,” papar guru besar kelahiran Surabaya tersebut.

Periodontal pada Dunia Dokter Gigi

Penyakit periodontal merupakan suatu penyakit yang berasal dari kerusakan pada gusi, tulang rahang dan jaringan lunak pada guni. Merujuk pada data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan angka prevalensi periodontitis masyarakat Indonesia sebesar 67.8 persen pada usia di atas 15 tahun.

Ia menjelaskan, penyakit ini menyebabkan adanya defek tulang pada manusia yang berdampak risiko kehilangan gigi akibat pencabutan sebesar 15-20 persen. Risiko tersebut rentan oleh usia paruh baya alami sekitar 30-40 tahun

Menurut Prof Devi, persoalan ini tidak dapat dipandang sebelah mata. Perlu penyelesaian cepat terhadap masalah tersebut.

“Pemanfaatan biomaterial pada konsep rekayasa jaringan menjadi salah satu solusi dan meminimalisir adanya kehilangan dan meregenerasi tulang manusia,” ucapnya.

Pemanfaatan Batu Kapur

Melihat letak geografis Indonesia yang strategis, Indonesia memiliki sumber daya batu kapur yang melimpah sebanyak 26,678 M ton. Sumber daya batu kapur tersebar ada di berbagai wilayah, yakni seluruh wilayah Jawa hingga Sumatera Barat. Bagi Prof Devi, hal ini dapat dimanfaatkan untuk ranah kesehatan tak hanya pada bidang industri.

Ia menambahkan, kandungan karbonat hidroksiapatit pada batu kapur dapat peneliti manfaatkan untuk memacu pertumbuhan tulang dengan sempurna. Fakultas Kedokteran Gigi (FKG UNAIR) akan bekerja sama dengan Balai Keramik Indonesia yang berlokasi di Bandung untuk pembuatan hidroksiapatit (HA). 

Pembuatan komposit scaffold juga untuk menggabungkan bahan kitosan, gelatin, dan karbonat hidroksiapatit (KHA). Penggabungan ketiga material tersebut berguna untuk menyatukan keunggulan dari tiap material. Penggabungan bahan material organik dan anorganik dengan komposisi yang sesuai dapat membentuk kandidat rekayasa jaringan tulang berupa scaffold.

“Saya  berharap, terobosan ini dapat berlanjut pada studi rancangan scaffold tepat guna dan bekerja sama dengan perusahaan di bidang industri. Tentu, inovasi ini akan berdaya guna untuk masyarakat di masa mendatang,” tukas Prof Devi dalam menutup orasinya. (*)

Penulis: Satrio Dwi Naryo

Editor: Binti Q. Masruroh