UNAIR NEWS – Prof Ira Nurmala SKM MPH PhD secara resmi dikukuhkan sebagai guru besar Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga (FKM UNAIR). Pengukuhan gubes tersebut berlangsung di Aula Garuda Mukti, Lantai 5 Kantor Manajemen, Kampus MEER-C pada Rabu (4/10/2023). Dalam orasinya, guru besar kelahiran Kota Surabaya itu mengulas pentingnya transformasi pendidikan kesehatan pada remaja di era digital. Untuk itu, dia memiliki terobosan metode pembelajaran bernama Health for Youth (HEY).
Prof Ira mengatakan, ketidakstabilan emosi pada masa remaja penyebabnya adalah masa transisi dari remaja menuju dewasa. Ketidaksiapan emosi menimbulkan remaja rentan melakukan perilaku menyimpang dan negatif.
Menurutnya, hal tersebut sangat disayangkan karena remaja menjadi salah satu potensial dalam peningkatan kualitas pendidikan. Perlu memanfaatkan kemajuan teknologi di era digital untuk memberikan informasi pada remaja untuk berperilaku positif.
“Pengaruh sosial media di tengah era digital ini memberikan dampak signifikan bagi remaja. Jika tidak kita manfaatkan dengan baik dapat menjadi boomerang untuk masa pertumbuhan remaja,” papar Prof Ira.
Gagas Health for Youth (HEY)
Health for Youth (HEY) merupakan terobosan baru dari Prof Ira untuk memberikan metode pembelajaran formal dan non formal bagi remaja berbasis student centered. Pada terobosan ini, ia fokus pada mengembangan karakteristik remaja.
Prof Ira menjelaskan, HEY berisikan beberapa fitur yang oleh remaja butuhkan. Yakni, Remaja Ideal, Aktivitas Fisik Remaja Sehat, Body Shaming, Gizi dan Diet Remaja, Manajemen Cinta, dan Koping Stress.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa remaja lebih menyukai edutainment melalui website. Hal itu melatarbelakangi implementasi HEY dalam bentuk website.
“Kami akan terus melakukan perkembangan untuk pembuatan website HEY agar berjalan dengan lancar,” imbuh guru besar FKM itu.
Kegunaan bagi Peer Educator
Tak hanya berguna untuk remaja, HEY ini juga bisa untuk para peer education. Peer educator dapat memanfaatkan HEY untuk melakukan peningkatan komunikasi interpersonal, keterampilan mikro dan konseling praktis.
Gubes FKM itu melanjutkan bahwa program ini akan membantu pada peer educator untuk memantau perubahan faktor risiko pada perilaku remaja. Peer educator menjadi pendekatan strategis dan fleksibel untuk dapat generasi muda terima dengan cepat.
“Mengingat, dalam transformasi ini perlu adanya fasilitas oleh perguruan tinggi sebagai institusi pendidikan yang memiliki tanggung jawab kepada seluruh sivitas akademika khususnya para mahasiswanya,” pungkasnya. (*)
Penulis: Satrio Dwi Naryo
Editor: Binti Q. Masruroh