Universitas Airlangga Official Website

Guru Besar THT Kembangkan Resource Center Sebagai Proteksi Gangguan Pendengaran

Prof Dr Nyilo Purnami dr SpTHTBKL SubspNO(K) FICS FISCM saat menyampaikan orasinya pada pengukuhan guru besar. (Foto: Humas UNAIR)
Prof Dr Nyilo Purnami dr SpTHTBKL SubspNO(K) FICS FISCM saat menyampaikan orasinya pada pengukuhan guru besar. (Foto: Humas UNAIR)

UNAIR NEWS – Organ gangguan pendengaran memiliki peranan penting dalam proses perkembangan bicara setiap manusia. Maka dari itu, pemeriksaan pendengaran sejak dini menjadi langkah awal yang wajib bagi orang tua demi masa depan buah hatinya.

Sejalan dengan hal itu, Prof Dr Nyilo Purnami dr SpTHTBKL SubspNO(K) FICS FISCM juga selaras menekankan pentingnya deteksi dini gangguan pendengaran. Hal itu ia sampaikan pada orasi pengukuhannya sebagai Guru Besar Universitas Airlangga pada Rabu (6/9/2023).

“Anak yang terlahir tuli masih mempunyai kesempatan untuk berkembang kemampuan berbicara dan berbahasa melalui intervensi pendeteksi dini,” ungkap Prof Nyilo dalam pidatonya yang berjudul Upaya Menurunkan Angka Gangguan Pendengaran dan Ketulian di Indonesia melalui Resource Center

Menurutnya, harus ada satu strategi yang bisa terimplementasi pada seluruh negeri untuk mengatasi permasalahan tersebut. Maka dari itu, ia menawarkan pengembangan Resource Center di seluruh wilayah Indonesia sehingga proteksi dan penanganan bisa teratasi lebih awal.

Kembankan Resource Center (RC)

Resource Center (RC) merupakan bentuk kerja sama Pemerintah Australia Barat dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan sejumlah yayasan pendukung lainnya. Prof Nyilo menyebut jika RC berjalan dengan upaya mengatasi gangguan pendengaran dan ketulian yang ada di Jawa Timur.

Bentuk kerja sama itu kemudian berlanjut dengan kunjungan delegasi sejumlah kota dan kabupaten di Jawa Timur ke Australia barat. Di sana, Prof Nyilo mengatakan jika para delegasi itu mempelajari fasilitas, program, dan keilmuan guna kepentingan pembangunan dan pertumbuhan RC ke depannya.

“Hasil kegiatan tersebut telah menginisiasi pemerintah daerah mendirikan Resource Center tahun 2013 terutama untuk kejadian gangguan pendengaran dan juga ketulian,” jelasnya. 

“Resource Center, sambung Prof Nyilo, bertujuan untuk mewadahi kebutuhan anak berkebutuhan khusus di Jawa Timur. Telah ditetapkan lime Resource Center sebagai pilot project, yaitu di Gresik, Sidoarjo, Pasuruan, dan dua di Surabaya.”

Peran RC Bagi Masyarakat

Dalam usahanya untuk mengentaskan gangguan pendengaran dan ketulian, RC menyediakan sejumlah kebermanfaatan bagi masyarakat. Menurut Prof Nyilo, RC memberi ruang kepada masyarakat untuk belajar, mengakses informasi, hingga memanfaatkan pelayanan yang sifatnya teknis. 

“Melayani informasi dan edukasi yang terkait dengan kebutuhan khusus, kemudian melakukan skrining dan pelacakan untuk berlanjut ke tahap intervensi. Kemudian memberikan layanan audiologi, terapi wicara, stimulasi hingga pendidikan usia dini,” ujarnya.

Dengan memperluas cakupan RC ke seluruh negeri, setiap lapisan masyarakat bisa mendapatkan pelayanan pencegahan dan penanganan gangguan pendengaran dan ketulian. Harapannya, RC bukan hanya dapat menekan angka penyandang gangguan pendengaran, tapi juga membantu masyarakat melindungi kehidupan orang-orang yang dicintainya. (*)

Penulis : Muhammad Badrul Anwar

Editor : Khefti Al Mawalia