Universitas Airlangga Official Website

Guru Besar UNAIR Bahas Peluang Perawat Indonesia di Panggung Internasional

Rifky Octavia Pradipta MKep, Prof Ferry Efendi SKep Ns Msc, Rini Rachmawati, Firman Witoelar, dan Julia Afra dalam Diskusi Mengenai Peluang Perawat Indonesia dalam Merawat Dunia (Foto: Istimewa)
Rifky Octavia Pradipta MKep, Prof Ferry Efendi SKep Ns Msc, Rini Rachmawati, Firman Witoelar, dan Julia Afra dalam Diskusi Mengenai Peluang Perawat Indonesia dalam Merawat Dunia (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Perawat memiliki peran dan kontribusi yang amat penting dalam dunia kesehatan. Namun, World Health Organization (WHO) memperkirakan akan adanya kekurangan tenaga perawat secara global pada tahun 2030 mencapai angka 4,5 juta. Bahkan di beberapa negara maju seperti Australia dan Singapura melaporkan adanya krisis tenaga keperawatan di negaranya. Kondisi tersebut tampaknya dapat menjadi peluang besar bagi perawat Indonesia untuk dapat kerja di luar negeri.

Diskusi mengenai kondisi tersebut turut dibahas dalam lokakarya yang bertajuk Perawat Indonesia Merawat Dunia. Acara tersebut berlangsung di Hotel Grand Melia Jakarta, Rabu (15/1/2025) lalu. Melalui acara tersebut, Guru Besar bidang Keperawatan Komunitas, Fakultas Keperawatan (FKp) Universitas Airlangga (UNAIR) Prof Ferry Efendi SKep Ns MSc PhD turut hadir dalam diskusi tersebut.

Bekerja sama dengan Heidelberg University Jerman, Australian National University, dan Universitas Hasanuddin, diskusi tersebut juga menghadirkan para pemangku kepentingan. Mulai dari akademisi, praktisi keperawatan, hingga perwakilan dari sektor swasta. 

“Acara ini bertujuan untuk membuka ruang diskusi strategis terkait kontribusi perawat dalam menciptakan solusi inovatif terhadap tantangan kesehatan dunia. Khususnya keperawatan global, sejalan dengan target Sustainable Development Goals (SDGs),” tutur Prof Ferry. 

Sejalan dengan isu yang menjadi sorotan, Prof Ferry menuturkan bahwa terdapat tiga topik utama yang menjadi pembahasan dalam diskusi tersebut. Mulai dari strategi peningkatan kualitas pendidikan perawat, penguatan kerja sama lintas negara, hingga peluang dan tantangan. 

“Jadi kurang lebih ada tiga topik utama yang dibahas. Mulai dari strategi peningkatan kualitas pendidikan perawat agar mampu bersaing secara global. Kemudian, penguatan kerja sama lintas negara untuk mendukung mobilitas perawat Indonesia ke luar negeri, hingga peluang dan tantangan untuk beradaptasi dengan sistem pelayanan kesehatan internasional,” tutur Prof Ferry. 

Bersama dengan Rifky Octavia Pradipta MKep selaku perwakilan UNAIR dalam diskusi tersebut, keduanya berpendapat bahwa perawat Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan di tingkat global. Khususnya dalam dunia kesehatan. 

“Dengan kemampuan adaptasi yang tinggi, etos kerja yang luar biasa, serta budaya kepedulian yang kuat. Perawat kita siap memberikan kontribusi besar di berbagai belahan dunia,” ungkap Rifky. 

Melalui acara ini, Prof Ferry selaku guru besar Keperawatan Komunitas berharap bahwa instansi pendidikan lebih sigap dalam merespon kondisi global yang dapat menjadi peluang. Terutama bagi instansi pendidikan yang melahirkan tenaga keperawatan. 

“Sudah saatnya dunia pendidikan keperawatan di Indonesia lebih lincah lagi dalam merespon kebutuhan pasar keperawatan global. Mahasiswa dapat dipersiapkan untuk bekerja di luar negeri sejak semester awal,” ungkapnya. 

Lebih lanjut, acara yang penuh diskusi dan menghadirkan pemangku kepentingan tersebut harapannya dapat menciptakan jalinan kerjasama yang harmonis. “Melalui acara ini, diharapkan tercipta sinergi antara institusi pendidikan, pemerintah, dan organisasi keperawatan untuk memperkuat daya saing perawat Indonesia di panggung internasional,” harap Prof Ferry. 

Penulis: Syifa Rahmadina

Editor: Yulia Rohmawati