Universitas Airlangga Official Website

Hadapi Dinamika Minat Berorganisasi, Wajah Baru BEM FIB UNAIR Bertekad untuk Terus Bersinergi

Tegar Putratama Fahriza (Presiden BEM FIB UNAIR) dan Azzahra Dewa Isatilova (Wakil Presiden BEM FIB UNAIR). (Foto: istimewa)
Tegar Putratama Fahriza (Presiden BEM FIB UNAIR) dan Azzahra Dewa Isatilova (Wakil Presiden BEM FIB UNAIR). (Foto: istimewa)

UNAIR NEWS – Usai rampungnya kepengurusan, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (UNAIR) kembali hadir dengan wajah baru organisasi. Berdasarkan keputusan Pemilihan Raya (Pemira), paslon tunggal Tegar Putratama Fahriza (Presiden BEM FIB UNAIR) dan Azzahra Dewa Isatilova (Wakil Presiden BEM FIB UNAIR) bawakan ‘angin segar’ dengan mengusung kabinet Brahmastra.

Bak busur panah yang digunakan Arjuna yang dapat membidik musuh secara akurat, Brahmastra diharapkan dapat menjadi simbolisasi keadilan dengan arah gerak yang tepat sasaran. Hal ini berguna untuk menjawab tantangan organisasi hari ini dengan nilai-nilai keadilan, inklusif dan relevan dengan kebutuhan mahasiswa Fakultas Ilmu budaya.

Melalui kabinet Brahmastra, Tegar dan Azzahra ingin menciptakan BEM FIB Universitas Airlangga sebagai organisasi yang inklusif, reformatif, dialektis dan relevan dengan perkembangan budaya.

 “Arah gerak BEM FIB UNAIR 2024 secara garis besar adalah menjadi organisasi yang inklusif bagi seluruh unsur yang ada di Fakultas Ilmu Budaya. Seperti yang telah diketahui banyak sekali BSO dan komunitas yang perlu diperhatikan lebih, seyogyanya BEM adalah solusi bagi segala problematika yang dialami oleh organisasi yang dinaungi oleh BEM,” ujar Tegar pada wawancara UNAIR NEWS.

Selain itu sinergitas antar organisasi masih sangat perlu ditingkatkan, lanjut Tegar, tidak jarang masih ada waktu pelaksanaan proker yang bertabrakan. Menurutnya, hal ini menjadi sebuah masalah yang menghambat optimalisasi sebuah program kerja, ini adalah salah satu dari banyak hal yang perlu untuk dibenahi.

Dalam mencapai visi dan misi, kedua pasangan Presiden dan Wakil Presiden BEM FIB UNAIR itu mengusung lima program kerja unggulan. Pertama, perjamuan Budaya sebagai ruang dialog lintas kebudayaan mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya. Kedua, menjadi ruang untuk menyuarakan isu-isu perempuan sebagai upaya merawat kesetaraan.

Ketiga, menjadi ruang dialektika organisasi yang ada di fakultas. Keempat, menjalin kerjasama antara BEM FIB UNAIR dengan UMKM sekitar guna memberikan keuntungan kepada mahasiswa FIB UNAIR. Terakhir, suara pro-reformasi sebagai respon terhadap isu terkini yang dikemas menjadi mimbar kekinian.

Lebih lanjut, tegar mengungkapkan bahwa dinamika perubahan minat mahasiswa dalam berorganisasi menjadi tantangan dalam menaikkan value dari organisasi tersebut.

“Organisasi tidak hanya tentang program kerja yang melimpah, yang justru menjadi kontra-produktif membuat mahasiswa trauma, overwork dan sebagainya. Yang terpenting dari organisasi adalah bermanfaat, baik bagi panitia yang mendapatkan pengalaman secara real dalam mengelola sebuah kegiatan dan bagi peserta yang telah diwadahi merasa puas,” lugasnya.

Tegar pun bertekad untuk terus bersinergi dengan berbagai stakeholder yang dapat menunjang pelaksanaan program kerja selama masa kepengurusan BEM FIB UNAIR 2024. Menurutnya, komunikasi dan harmonisasi merupakan kunci penting agar kerjasama tidak hanya berlangsung dalam satu periode kepengurusan saja.

Di akhir wawancara, Tegar berharap dapat menuai lebih banyak kebermanfaatan untuk mahasiswa FIB, terutama bagi Ormawa, BSO dan Komunitas yang ada FIB. Ia pun ingin BEM FIB dapat menjadi wadah pembelajaran dan eksplorasi bagi para fungsionaris yang ingin berproses di BEM FIB UNAIR 2024.

Dalam rangka menyukseskan formulasi, Tegar dan Azzahra telah menghadirkan sistem kerja evaluasi dan kontrol secara ketat, seperti pengawasan dan pengawalan, pemberian feedback, dan pengukuran ketercapaian program kerja.

Penulis: Aidatul Fitriyah

Editor: Khefti Al Mawalia