“Teruslah berproses sebab hidup adalah medan perang.”
UNAIR NEWS – Senyum membanggakan terlukis di wajah Afifatur Rohimah. Pasalnya ia berhasil menjadi Wisudawan Terbaik S3 Ilmu Sosial di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Ia berhasil menamatkan studi selama 3 tahun 9 bulan dengan Indeks Prestasi Kumulatif 4.00.
Perempuan yang merangkap sebagai dosen ini merupakan seorang awardee LPDP dan telah lolos PNS pada tahun 2020 lalu. Meski karir mapan, ia mengaku harus menunggu sembilan tahun untuk bisa menjadi bagian dari Ksatria Airlangga.
“Dulu saya adalah petarung untuk bisa menjadi mahasiswa S1 di Universitas Airlangga (UNAIR). Saya selalu menganggap teman-teman yang berhasil oneshoot masuk UNAIR merupakan suatu mukjizat.”
Suka Duka Selama S3
Ia mengaku merasakan defence kental terkait iklim studi pada masa S3. Titik perjuangannya adalah proses memperjuangkan karir sekaligus studi. Menjadi seorang awardee dan PNS membuatnya harus terbentur berbagai kebijakan dan melalui berbagai advokasi untuk menembus kelanjutan studi S3.
Konsultan BPBD itu menuturkan bahwa ia merapa cukup sulit dalam mengontrol diri mulai dari ego, emosi, dan ambisi saat menjalankan studi S3. Ia bersyukur ada sosok berpengaruh yang turut mendorongnya dalam menyelesaikan studi ini.
“Mereka adalah bapak ibu saya yang selalu memberikan apapun yang saya butuhkan untuk studi. Keterbatasan kedua orang tua saya menjadi memotivasi untuk terus berproses. Juga suami saya, terima kasih untuk Indomie saat pengerjaan disertasi saya,” ungkapnya.
Selama menjalani studi S3 di UNAIR, ia mengungkapkan mendapat banyak peluang besar dalam meningkatkan pencapaian dalam berbagai bidang. UNAIR menjadi penjembatan untuk progres karirnya seperti menjadi Fasilitator Branding dan Digital Advertising termuda di bawah naungan Kemenparekraf RI, Dosen Muda Berprestasi tahun 2018-2019, mengadvokasi di Forum PBB terkait penguatan branding bagi pasien TBC dan HIV di Indonesia, hingga Konsultan Marketing Communication Ltd terkemuka di Hongkong.
“Setiap orang memiliki kondisi yang berbeda, fokuslah pada progres diri, ambil hal-hal baik dan berhenti membandingkan diri. Meski terpuruk Tuhan akan membangunkan kita walaupun butuh waktu untuk bangkit dan sembuh.” pungkasnya.
Penulis: Ilma Arrafi N
Editor: Khefti Al Mawalia