Universitas Airlangga Official Website

Hand Sanitizer Karya Prodi Farmasi Dipamerkan di Pameran Arsip Covid-19

Prof Dr Retno Sari, ketika mengisi Talkshow dalam gelaran Pameran Arsip Covid-19 UNAIR pada Kamis (5/1/2023). (Foto: Dokumentasi Pribadi)

UNAIR NEWS – Panic buying yang sempat melanda masyarakat era Covid-19 melahirkan kelangkaan hand sanitizer. Problematika tersebut dijawab oleh Universitas Airlangga dengan menciptakan hand sanitizer sendiri. Adalah Prof Dr Retno Sari, Guru Besar Fakultas Farmasi UNAIR, yang menjadi salah satu pemotor lahirnya hand sanitizer UNAIR.

“Ada kesadaran bahwa Indonesia memiliki bahan-bahan alam yang bisa digunakan untuk hand sanitizer,” terang pakar farmasetika tersebut.

Bahan dasar alam yang dimaksud adalah daun sirih. “Itu yang kita kembangkan. Yang bikin mahasiswa,” terangnya. Hand sanitizer tersebut disalurkan ke fakultas-fakultas di Universitas Airlangga yang mengadakan kegiatan selama pandemi.

Karya tersebut dipamerkan pada Pameran Arsip Covid-19 UNAIR pada Kamis (5/1/2023). Pameran tersebut bertujuan untuk menyajikan dokumen kebijakan, foto, dan video yang menggambarkan berbagai upaya Universitas Airlangga dalam menghadapi Covid-19.

Pada kegiatan itu, Prof Retno mengisi talkshow guna menjelaskan pembuatan hand sanitizer yang aman selama pandemi. Dirinya mengatakan, sebelum pandemi masyarakat tidak tahu-menahu soal hand sanitizer. Saat pandemi, masyarakat bahkan banyak yang mampu membuat hand sanitizer sendiri bermodalkan video tutorial di YouTube.

“Itu sebagai upaya preventif untuk melindungi diri dari virus.”

Masih Diperlukan

Prof Retno menerangkan bahwa penggunaan disinfektan seperti hand sanitizer sebenarnya sudah menjadi kebutuhan sebelum pandemi. Belakangan, ketika kasus Covid-19 sudah menurun, dirinya menyarankan untuk tetap memakai hand sanitizer.

“Masih diperlukan meskipun kasus sudah turun. Sudah menjadi kebutuhan sehari-hari, bisa mendukung kualitas kesehatan” jelas Prof Retno.

Kasus Covid-19 yang melanda tidak lantas menjadi alasan untuk tidak menerapkan pola hidup sehat. “Sebetulnya, perilaku hidup sehat harus menjadi kebiasaan, bukan hanya (ketika, red) pandemi. Seharusnya ada mindset yang berubah, menjadi semakin baik atas kesehatan,” ujarnya. Dirinya juga berpesan agar tetap menjaga pola hidup sehat yang sudah terbentuk selama pandemi. 

“Terkait dengan sudah mulai kondusifnya situasi kita, mohon tetap menjaga kebersihan baik itu kebersihan diri kemudian juga lingkungan tentu saja. Itu penting, karena itu akan berpengaruh pada tingkat kesehatan dan kualitas hidup kita.”

Penulis: Ghulam Phasa Pambayung
Editor: Khefti Al Mawalia