Universitas Airlangga Official Website

Hari Raya Iduladha Menuju Kedekatan Kepada Allah

Civitas akademika Universitas Airlangga yang beragama Islam menjadi bagian dari sekitar 1,5 miliar ummat Islam seluruh planet bumi ini  yang  merayakan hari besar Islam Iduladha atau Hari Raya Qurban. Di beberapa negara Muslim masyarakat merayakannya dengan suka cita saling mengunjungi, memberri hadiah, juga makan bersama. Jalan-jalan penuh dengan lampu-lampu yang terang indah. Yang saya tahu di negeri kita ini suku Madura yang pulang kampung besar-besaran pada Hari Raya Iduladha ini.

Hari Raya Qurban bersamaan ketika sekitar 2,6 – 3 juta jamaah haji dari berbagai sudut dunia melaksanakan ibadah Haji. Mereka menuju Padang Arafah untuk bermunajah kepada Sang Pencipta. Iduladha sebagai bagian dari salah satu konsep inti Islam, umat Islam di seluruh dunia memperingati tradisi Nabi Ibrahim (as), yang terkenal karena pengabdian dan pengorbanannya dalam semua agama Ibrahim.

Ketika orang-orang beriman membaca tentang cobaan dan kesengsaraan yang dihadapi Nabi Ibrahim as, mereka sering dibuat kagum dan kadang-kadang merasa sulit untuk memahaminya. Dari mengalami murka kekuatan pada masanya karena menyebarkan ide-ide monoteistik hingga tidak memiliki anak untuk sebagian besar hidupnya hingga meninggalkan tanah airnya di jalan Allah.

Memenuhi Kehendak Ilahi

Nabi Ibrahim as menetapkan bagi semua orang yang akan datang bahwa kesenangan hanya terletak pada mencari dan memenuhi kehendak Ilahi. Karena alasan inilah Al-Qur’an Suci menyebutkan dia sebagai manusia teladan dan meminta orang-orang percaya untuk mengikuti jejaknya:

Ibrahim benar-benar teladan: taat dengan taat kepada Allah dan teguh dalam iman. Dia bukan penyembah berhala; (dia) bersyukur atas nikmat Allah yang memilihnya dan membimbingnya menuju jalan yang lurus. Dan Kami berikan kepadanya kebaikan di dunia ini, dan dia akan menjadi, di akhirat, di antara orang-orang yang saleh. Kemudian Kami wahyukan kepadamu (wahai Muhammad), ikutilah keyakinan Ibrahim, seorang pria beriman sejati yang bukan penyembah berhala” (Quran, 16: 120-23).

Karena sebagai manusia teladan itulah Allah memberi penghargaan kepadanya berserta keluarganya (juga Nabi Muhammad SAW berserta keluarganya) berupa salam dalam setiap salat yang dilakukan ummat Islam.

Terlepas dari semua cobaannya, dalam komunitas muslim ia paling dikenal karena kesiapannya untuk mengorbankan putra kesayangannya, Ismail, demi mencapai keridhaan Allah. Di zaman kita, gagasan bahwa setiap orang atau kelompok akan rela mengorbankan anak-anak mereka sendiri kepada Tuhan mereka sangat bertentangan dengan kepekaan moral modern sehingga hampir tidak mungkin bagi kita untuk membayangkan tindakan semacam itu.

Sarana Mencapai Kehendak Allah

Pada titik ini, penting bagi kita untuk mengingat bahwa “hewan kurban adalah salah satu simbol dari Allah” (Quran, 22:36). Tindakan mengorbankan hewan bukanlah tujuan itu sendiri tetapi sarana untuk mencapai keridhaan Allah. Kata lokal yang sering digunakan dalam budaya kita adalah ‘Qurbani‘, yang berasal dari ‘qurb’ dan menunjukkan arti ‘cara mencapai kedekatan dengan Allah’. Dan cara terbaik untuk mencapai keridhaan dan kedekatan Ilahi adalah memiliki ‘perhatian’ (taqwa) saat melakukan tindakan pengorbanan.

Qurban juga memiliki makna kesetiakawanan sosial, empati pada sesama, merasakan kesengsaraan orang lain. Karena itulah hasil sembelihan qurban harus dibagi-bagikan kepada masyarakat yang membutuhkan.

Untuk memperingati Iduladha ini marilah kita simak kata-kata indah seorang penyair Iran abad ke-13, Saadi Shirazi:

All human beings are members of one frame, since all, at first, from the same essence came. (Semua manusia adalah anggota dari satu bingkai, karena semua, pada awalnya, dari esensi yang sama datang)

When time afflicts a limb with pain, the other limbs at rest cannot remain. (Ketika waktu menimpa anggota tubuh dengan rasa sakit, anggota tubuh lainnya saat istirahat tidak dapat tinggal.)

If thou feel not for other’s misery, a human being is no name for thee. (Jika engkau tidak merasakan kesengsaraan orang lain, seorang manusia bukanlah nama bagimu.)